Melalui tokoh Kario, tukang parkir yang dikenal mahir berbalas pantun, akan diperlihatkan menunjukkan hiruk-pikuk
“Dalam Gelak Ada Pantun, Dalam Pantun
TIM PRODUKSI:
“Dalam Gelak Ada Pantun, Dalam Pantun Ada Bicara” ; Syaiful Halim (Sutradara/Penulis Naskah); Teguh Prihantoro (Pengarah Fotografi/Kamerawan); Endarjo Herry (Penyunting Gambar); Billy Soemawisastra (Narator); M. Nur Ridwan & Budi Utomo (Penata Grafis); Ari Widagdo (Penata Musik); Suparyono (Periset); Kario Kurawa (Talent); Herry (Pendukung Produksi). Diproduksi di Pulau
NARASI ORISINAL:
Terbang tinggi burung gelatik
Mari berhinggap di pohon mati
Pantun adalah puisi klasik
Lebih mudah untuk dimengerti
Pagi hari turun ke sawah
Memakan padi anak tekukur
Pantun sangat berguna bagi kita
Salah satu sifatnya menghibur
Buah jambu rasanya kelat
Warnanya merah pohonnya rimbun
Wahai para masyarakat
Hendaklah kita rajin berpantun
PESISIR PULAU BANGKA SAAT DINI HARI/ BUKAN HANYA MENGHADIRKAN PERAHU-PERAHU NELAYAN/ YANG TENGAH MEMBONGKAR SAUH DI DERMAGA// ADA PARA NELAYAN DENGAN RATUSAN IKAN EKOR TANGKAPANNYA// ADA TAUKE DENGAN TIMBANGAN DAN IKAN-IKAN/ YANG DIJAJAKANNYA// ADA TENGKULAK DENGAN SEPEDA MOTOR DAN IKAN-IKAN/ YANG BARU DIBELINYA// SERTA/ ADA KARIO/ YANG JUSTRU SIBUK DENGAN PANTUN-PANTUNNYA//
PANTUN DAN MEMARKIRKAN KENDARAAN/ MEMANG DUA HAL YANG BERBEDA// TAPI/ KARIO MEMANG DIKENAL SEBAGAI TUKANG PARKIR/ YANG PINTAR BERBALAS PANTUN//
PULAU BANGKA/ IBARATNYA SAMUDERA PANTUN DI ANTARA PESISIR-PESISIR TANAH MELAYU// DI TEMPAT INI/ MASYARAKATNYA TERBIASA MENDENGAR PADUAN SAMPIRAN DAN ISI DARI SEBUAH PANTUN/ DI SETIAP WAKTU DAN TEMPAT// KARENA ITU/ PADA DASARNYA/ PULAU BANGKA BUKAN HANYA LAYAK DIKENAL KARENA KERUPUK-BANGKANYA/ ATAU TANAH-TANAHNYA YANG BOLONG AKIBAT PENGGALIAN TIMAH// TAPI/ RIBUAN PANTUN-PANTUNNYA/ MESTINYA IKUT DIPERHITUNGKAN//
Perahu berhenti di tengah karang
Niatlah hati ke negeri
Pulau Bangka sekarang penuh lubang
Akibat orang-orang yang serakah
Gadis melayu berambut panjang
Pakai selendang berbaju kurun
Walaupun Pulau Bangka penuh lubang
Di sini tempat lahir pujangga pantun
PADA KENYATAANNYA/ KERUPUK BANGKA DAN TIMAH BANGKA MEMANG LEBIH DIKENAL// APALAGI LAGI/ TIMAH BANGKA// KARENA ITU/ WARGA PULAU BANGKA PUN LEBIH SUKA MENGGALI TANAH-TANAH KOSONG/ ATAU MENGHISAP PASIR-PASIR PUTIH DI LAUT UNTUK MENDAPATKAN TIMAH// KARENA ITU/ DI LOKASI PENGGALIAN TIMAH DI DARAT ATAUPUN TEI-APUNG/ JANGAN BERHARAP AKAN MENDENGAR PANTUN// MEREKA/ SUDAH PASTI/ LEBIH MEMIKIRKAN JUMLAH TIMAH YANG BAK DIDAPAT/ DIBANDINGKAN MENCIPTA SAMPIRAN ATAU ISI SEBUAH PANTUN//
Apa tanda si batang sukun
Buahnya lebat pohonnya rimbun
Orang
Mengapa banyak orang tidak punya sopan-santun
SAMPIRAN MENJADI KALIMAT PEMBUKA/ YANG MENAMPILKAN BENDA/ HEWAN/ ATAU TUMBUHAN/ SEBAGAI PENGUMPAN SAJAK DI BELAKANGNYA// SEDANGKAN/ ISI MENGUNGKAP PESAN YANG DIMAKSUD// DENGAN KEKAYAAN KOSA KATA DARI ALAM DAN WARNA-WARNI KEHIDUPAN/ SEORANG PUJANGGA PANTUN/ BISA MENGUTARAKAN BERBAGAI PEMIKIRANNYA// PANTUN BISA MENJADI NASIHAT/ TEGURAN/ AJARAN/ HIMBAUAN/ PERTANYAAN/ BAHKAN TEKA-TEKI//
Burung bernyanyi di tengah hutan
Hendak berhinggap di atas dahan
Mari membangun kesadaran
Ayo kita jaga kebersihan
Pisang raja enak rasanya
Mari kusimpan di dalam peti
Wahai karyawan giatlah bekerja
Tapi jangan cepat minta naik gaji
Tiga sekawan si anak rusa
Mencari makan di tengah hutan
Masyarkat berhati-hatilah di jalan raya
Karena sekarang rawan kecelakaan
Anak kuda cepat berlari
Hanya satu berbulu belang
Terima kasih Pak Polisi mengingatkan kami
Tapi jangan kami ditilang
MESKIPUN KERUPUK BANGKA DAN TIMAH BANGKA LEBIH MENGUASAI KEHIDUPAN WARGA PULAU BANGKA/ TETAP SAJA/ ADA ORANG YANG MENCOBA MENJADI PUJANGGA PANTUN// KARIO// YA KARIO/ YANG TUKANG PARKIR DAN GURU HONORER INILAH ORANGNYA//
Buah padi masak serumpun
Buahnya tunduk makin berisi
Saya belajar dari kakek berpantun
Karena pantun lebih mudah dimengerti
Negeri Malaka melayu tertua
Disebut juga tanah serumpun
Saya kehabisan berbahasa
Sehingga saya sulit mengembangkan pantun
Kalau tuan pergi ke taman
Petikkan saya bunga melati
Membaca menambah pengalaman
Pengalaman saya anggap guru sejati
KALAU PADA AKHIRNYA/ KARIO JADI AHLI BERBALAS PANTUN/ TENTU HARUS MAKLUM// KARENA/ IA MEMANG SANGAT MENCANDU TRADISI LISAN MELAYU ITU//
Sungguh harum bunga selasih
Mari dipetik si anak dara
Hidup sendiri sangatlah sedih
Apalagi hidup sebatang kara
Dari Malaka ke Pulau Sembulun
Singgah sebentar mengambil air
Walaupun saya Pujangga Pantun
Saya hanya mengajar dan juru parkir
DULU/ PANTUN BISA DIHADIRKAN DI MANAPUN/ TANPA MELIHAT BOBOT ACARANYA// KINI/ BERTUTUR SANTUN ALA PANTUN/ LEBIH BANYAK DITEMPATKAN DI PESTA-PESTA TERTENTU/ YANG MEMBAWA EMBEL-EMBEL ADAT// DI PESTA PERKAWINAN/ SUDAH PASTI/ AKAN TERASA HAMBAR DAN KURANG AFDOL/ APABILA KELUARGA DARI KEDUA MEMPELAI TIDAK MENGHADIRKAN JURU PANTUN//
PANTUN BISA DIUCAPKAN DAN MENJADI CARA BERTUTUR DI SETIAP RUANG PERGAULAN// KARENA/ BERBAHASA
PARA PUJANGGA PANTUN BERTUTUR/ UNGKAPAN ALA PANTUN ADALAH UCAPAN ISI HATI YANG HALUS/ DAN BISA MENGHANTARKAN MAKSUD PIKIRANNYA/ TANPA MEMBUAT PENDENGARNYA TERSINGGUNG/ APALAGI SAKIT HATI// KALAU SETIAP MASALAH DITUNTASKAN DENGAN PANTUN/ BISA JADI/ TIDAK ADA KERIBUTAN ATAU KERICUHAN YANG DIAKIBATKAN SEBUAH PERBEDAAN PENDAPAT ATAU KEPENTINGAN//
Terpaksa kutebang si batang kayu
Karena ulat memakan daun
Pantun adalah budaya melayu
Sungguh sayang orang jarang berpantun
Pergi ke sungai membawa sabun
Hendaklah mandi di pagi hari
Jangan sekali-kali melupakan pantun
Karena pantun adalah budaya sendiri
SEBUAH PANTUN MEMILIKI TIGA UNSUR UTAMA// YAKNI/ IRAMA// PADUAN UNSUR IRAMA/ BUNYI/ DAN ISI/ MEMBUAT PANTUN MERUPAKAN PUISI KLASIK/ MIRIP DENGAN TRADISI LISAN MELAYU LAINNYA/ SEPERTI MANTERA ATAU GURINDAM// YANG MEMBUATNYA BEDA/ PANTUN SENANTIASA MENGGUNAKAN BAHASA TUTUR YANG MUDAH DIMENGERTI DAN ENAK DIDENGAR//
DALAM SEMAK
KEKUATAN SEBUAH PANTUN ADALAH PADA CARA MENGUNGKAPKAN PERNYATAANNYA/ YANG HALUS DAN SANTUN// KETIKA MANUSIA KEHILANGAN POLA DALAM BERTUTUR/ MAKA YANG TERJADI/ ADALAH UNGKAPAN KEINGINAN DAN GEJOLAK// KEKUATAN SEBUAH PANTUN ADALAH IA MERUPAKAN WARISAN ADAT-ISTIADAT/ YANG SARAT DENGAN NILAI-NILAI// KETIKA MANUSIA KEHILANGAN TATA KRAMA KEHIDUPANNYA/ MAKA YANG TERJADI/ ADALAH KETIDAK-ATURAN DAN KESEWENANG-WENANGAN//
MESTIKAH/ HANYA SEORANG KARIO/ YANG TETAP TEGUH MENJAGA KEKUATAN SEBUAH PUISI KLASIK BERNAMA/ PANTUN???//
1 komentar:
Salam kenal bang, Sengan saya bisa menemukan info yang luar biasa ini.
terima kasih atas ilmunya. salam kenal.
Posting Komentar