Juni 20, 2007

SITUS-SITUS DI KAWASAN KALUMPANG (MAMUJU)

(Foto-foto: Teguh Prihantoro dan Syaiful Halim)

Di tengah perbukitan dan arus deras Sungai Karomah, Kalumpang masih menyimpan catatan pra-sejarahnya. Persisnya, setelah, seorang arkelog Belanda, HR van Heekeren, atau Tuan Delapan, pada tahun 1942, mengungkap berbagai temuan tentang awal masa bercocok-tanam. Momentum itu membuat Kalumpang senantiasa menjadi ajang penelitian para arkeolog, untuk mendapati bukti-bukti pra-sejarah lain.

Tim Filmmaker mencoba menapaktilasi ekspedisi HR van Heekeren, melalui situs-situs dan saksi sejarah yang masih hidup. Perjalanan itu sendiri dimulai dari kota Mamuju, Sulawesi Barat. Dengan sebuah mobil Kijang, tim harus melintasi jalan-jalan sulit dan berbagai perkampungan. Namun, kesan eksotis mewarnai setiap panorama yang dijumpai.

Pada perjalanan hari pertama, Tim Filmmaker juga harus menggunakan sebuah ponton, untuk menyebrangi Sungai Karamah. Bahkan, tim juga harus bermalam di tenda, persis di tepian Sungai Karamah. Acara makan malam menjadi awal diskusi napak-tilas arkeolog Belanda itu. Selanjutnya, mereka harus melanjutkan perjalanan darat sekitar enam jam untuk mencapai Kawasan Kalumpang – sekitar 60 kilometer dari kota Mamaju. Perjalanan eksotik nan menantang harus dilakukan, ketika Tim Potret harus menggunakan perahu katinting untuk mencapai Desa Seseppe. Karena, hadangan batu dan arus dari hulu membuat perahu katinting benar-benar diuji ketangguhannya.

Di antara perjalanan nan melelahkan itu, Tim Filmmaker akan mengungkap makna temuan Arkeolog asal Belanda itu. Persisnya, melalui situs-situs yang didapat di Desa Minanga Sipakko dan Bukit Kemasi. Untuk memperjelas penggambaran masa itu, mereka juga merusaha memvisualkannya dalam fragmen-fragmen sederhana, sebagai sebuah flashback. Bahkan, seorang saksi sejarah yang juga mengikuti saat eksapasi, juga akan menuturkan catatan kecilnya.

Berbeda dengan film dokumenter sebelumnya, “Saat Kalumpang Bercocok-Tanam” lebih banyak menampilkan gambar. Tidak ada narasi. Sebagai gantinya, dialoh di antara anggota Tim Filmmaker menjadi sumber informasi.

TIM PRODUKSI:
“Saat Kalumpang Bercocok-Tanam”
; Syaiful Halim (Sutradara/Penulis Naskah/Kamerawan); Teguh Prihantoro (Pengarah Fotografi/Kamerawan); Syamsul Fajri (Penyunting Gambar); Billy Soemawisastra (Narator); M. Nur Ridwan & Budi Utomo (Penata Grafis); Ari Widagdo (Penata Musik); Asfriyanto (Periset/Talent); Suparyono (Periset); Tamrin Soppeng, Herry Frans Barangan, Mardi Tamandalan, Andarias Tolio, dan Nuno Gomez (Talent/Pendukung Produksi). Diproduksi di Mamuju, Sulbar, pada 27 Juli - 9 Agustus 2006. Ditayangkan di di Program POTRET SCTV pada 19 Agustus 2006.

Tidak ada komentar: