TIM PRODUKSI:
"PENYELAM-PENYELAM TELUK BONE";
Syaiful Halim (Sutradara/Penulis Naskah/Kamerawan); Budi Sukmadianto (Pengarah Fotografi/Kamerawan Bawah Air); Agus Salim Harahap (Penyunting Gambar); Suparyono & Asfriyanto (Periset); Billy Soemawisastra (Narator); M. Nur Ridwan & Budi Utomo (Penata Grafis); Ari Widagdo (Penata Musik); Ardi Suaka (Master Diving); Mubarak, Andi Jusdi, Samsir Bachrir, Fais, Andi Odang, Abdullah (Tim Penyelam); M. Jaffar & Burhan Gobin (Narasumber/Talent); Tamrin Soppeng & Guntur (Pendukung Produksi). Diproduksi di Bone, Sulsel, pada 8-20 Maret 2006. Ditayangkan di Program POTRET SCTV pada 25 Maret 2006.
NARASI ORISINAL:
KAMPUNG CAPPA UJUNG DI KABUPATEN BONE/ SEKITAR 200 KILOMETER DARI KOTA MAKASSAR/ SULAWESI SELATAN/ MERUPAKAN KAWASAN PEMUKIMAN SUKU BUGIS/ DAN SUKU-SUKU YANG DEKAT DENGAN KEHIDUPAN BAHARI// KARENA ITU/ GELIAT KEHIDUPAN WARGANYA SANGAT TERASA DI SAAT SENJA/ KETIKA PERAHU-PERAHU NELAYAN MEMULAI PERJALANANNNYA KE TENGAH LAUT//
KELUARGA MUHAMMAD JAFAR MERUPAKAN BAGIAN DARI WARGA KOMUNITAS PESISIR KAMPUNG CAPPA UJUNG// SEPERTI JUGA WARGA LAIN DI KAWASAN INI/ JAFAR BERSAMA ADIK-ADIKNYA/ BURHAN DAN SAMSL BAHRI/ MEMILIH LAUT SEBAGAI LAHAN UNTUK MENGAIS NAFKAH// RUTINITAS KELUARGA JAFAR DIMULAI SEKITAR PUKUL 12 MALAM/ KETIKA LAUT TERASA TENANG// BERSAMA SAMPAN MILIK AYAHNYA/ PALETTUI/ IA DAN ADIK-ADIKNYA MEMASUKI KEHIDUPAN TELUK BONE// PERSISNYA/ UNTUK MENGUMPULKAN HEWAN LAUT/ TERIPANG/ ATAU HOLOTHUROIDEA//
USAHA PENCARIAN HABITAT TERIPANG TIDAK TERHENTI KARENA PERGESERAN WAKTU// SAMPAN YANG DINAIKI JAFAR DAN ADIK-ADIKNYA TERUS MEMBELAH TELUK BONE// SEKITAR PUKUL 12 SIANG/ SAUH SAMPAN YANG DITUMPANGI JAFAR DILEMPARKAN DI PERAIRAN KAWASAN KEPULAUAN SEMBILAN// MAKA/ KAKAK-BERADIK INI PUN BERSIAP-SIAP MENYELAM//
PENGUMPULAN TERIPANG ATAU HOLOTHUROIDEA SEBENARNYA BUKAN HAL YANG ANEH BAGI WARGA PESISIR DI SULAWESI SELATAN// KEGIATAN PENGUMPULAN HEWAN YANG MERUPAKAN PENYEDAP MASAKAN SUP INI/ SUDAH DILAKUKAN NELAYAN-NELAYAN MAKASSAR DI ABAD KE-17/ ATAS PESANAN SAUDAGAR-SAUDAGAR CINA// KINI/ TERIPANG JUGA MASIH MENJADI KOMODITAS EKSPOR// BAGIAN TERUNIK DARI USAHA PELESTARIAN BUDAYA BAHARI/ DI PESISIR SULAWESI SELATAN INI ADALAH TERLETAK PADA PERLENGKAPAN KERJA DAN KENEKATAN PARA NELAYANNYA// JAFAR KERAP MENYELAM HANYA MENGGUNAKAN MASKER/ YANG MEREKA NAMAI CAMMING/ TANPA PINS PADA KAKI DAN TABUNG OKSIGEN DI PUNGGUNGNYA//
ADIK JAFAR/ BURHAN/ TERBILANG TELAH MEMASUKI BABAK BARU UNTUK PERLENGKAPAN MENYELAMNYA// IA GUNAKAN MASKER DAN PINS/ SERTA MOUTHFISH DI BAGIAN MULUT/ YANG DIHUBUNGKAN SEBUAH SELANG KE SEBUAH KOMPRESSOR DI SAMPAN// DENGAN CARA INI/ BURHAN MAMPU BERNAFAS DAN BERGERAK LEBIH LAMA DI DALAM AIR// MESKI PERLENGKAPAN SELAMNYA MULAI TERLIHAT MODERN/ BURHAN TETAP MENYELAM DENGAN TEKNIK SEADANYA// IA BISA NAIK-TURUN DARI DASAR LAUT KE PERMUKAAN/ TANPA KHAWATIR DAMPAK PERUBAHAN TEKANAN AIR TERHADAP KESEHATANNYA//
PUAS MENUSURI DASAR LAUT DI KEPULAUAN SMBILAN/ JAFAR MELANJUTKAN PERJALANAN KE KAWASAN LAIN// KALI INI/ IA MENUJU PULAU BATANG LAMPE//
KETIKA SENJA BERANJAK MENDEKATI MALAM/ JAFAR MEMBONGKAR SAUH SAMPANNYA DI DEKAT PANTAI PULAU BATANG LAMPE// INI ADALAH CARA JAFAR DAN ADIK-ADIKNYA MELEPASKAN LELAH/ SETELAH HAMPIR 24 JAM MENGUMPULKAN TERIPANG DI DASAR LAUT//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar