Juni 20, 2007

ORANG BAJO BERBURU HIU

(Foto: Istimewa)

Lautan seakan merupakan pasar swalayan bagi masyarakat adat Bajo di Sulawesi. Mereka bisa meraih apa saja dari dalamnya, dan hanya perlu “dibeli” oleh kerja keras dan kecintaan akan laut. Haji Kidung termasuk di antaranya.

Dulu, ia juga termasuk manusia perahu (seanomedik) yang sepenuhnya hidup di atas perahu. Sepuluh tahun ini, ia bermukim di Kawasan Boepinang, Kabupaten Bombana, Sultra. Namun, seperti juga warga suku Bajo lain, ia tetap melaut dan “berbelanja” sesuka hati dari atas perahunya. Bahkan, ia pun kerap memburu ikan hiu, untuk menafkahi keluarganya.

Dari perairan Teluk Bone, Haji Kidung memperlihatkan keindahan panorama Tanjung Penyu (Lamponu-ponu) dengan aksi lumba-lumbanya, keindahan gusung dengan pasir putih, dan ketangkasan Haji Kidung saat menundukkan seekor ikan hiu!


TIM PRODUKSI:
“ORANG BAJO BERBURU HIU”;
Syaiful Halim (Sutradara/Penulis Naskah/Kamerawan); Teguh Prihantoro (Pengarah Fotografi/Kamerawan); Agus Salim Harahap (Penyunting Gambar); Suparyono, & Asfriyanto (Periset); Billy Soemawisastra (Narator); M. Nur Ridwan & Budi Utomo (Penata Grafis); Ari Widagdo (Penata Musik); Tamrin Soppeng, Syukur, Herman H., Wadi, Sultan, dan Anto (Pendukung Produksi); H. Kidung (Talent). Diproduksi di Morowali (Sulteng) dan Bombana (Sultra) pada 27 April - 9 Mei 2006. Ditayangkan di Program POTRET SCTV pada 27 Mei 2006.

NARASI ORISINAL:
LAUTAN ADALAH LAHAN KEHIDUPAN BAGI MASYARAKAT ADAT BAJO DI PULAU SULAWESI// DULU/ MEREKA BERMUKIM DI ATAS PERAHU DAN SEPENUHNYA MENGANTUNGKAN HIDUP DARI KEKAYAAN LAUT// KINI/ SEBAGIAN BESAR WARGA SUKU BAJO TELAH BERMUKIM DI DARATAN// NAMUN/ MEREKA TETAP TIDAK MELEPASKAN DIRI DARI KEHIDUPAN LAUT// MEREKA PANCING BERAGAM IKAN LAUT/ MEREKA TANGKAP GURITA BATU/ MEREKA KUMPULKAN TERUMBU KARANG// BAHKAN/ MEREKA PUN MEMBURU HEWAN LAUT TERBUAS/ HIU//

HAJI KIDUNG JUGA MERUPAKAN BAGIAN DARI SUKU BAJO// IA MERUPAKAN LOLO BAJO ATAU BANGSAWAN SUKU BAJO// BAHKAN/ IA JUGA MENYIMPAN ULA-ULA/ ATAU BENDERA KEBESARAN SUKU BAJO// DI LUAR KEBANGSAWANANNNYA/ IA DIKENAL OLEH WARGA SUKU BAJO DI KAWASAN BOEPINANG/ KABUPATEN BOMBANA/ SULAWESI TENGGARA/ SEBAGAI NELAYAN YANG HANDAL// IA ARUNGI PERAIRAN TELUK BONE/ UNTUK MENDAPATKAN BERBAGAI JENIS IKAN/ TERMASUK IKAN HIU// DAN KALI INI/ IA AKAN TUNJUKKAN KEHEBATAN SUKU BAJO DALAM MEMBURU HEWAN TERBUAS ITU//

BILA SUKU BUGIS/ MAKASSAR/ DAN MANDAR/ DIKENAL SEBAGAI PELAUT-PELAUT TANGGUH/ MAKA SUKU BAJO MENGAMBIL PERAN SEBAGAI NELAYAN YANG TRAMPIL// MEREKA MENGUASAI ILMU PERBINTANGAN DAN BERBAGAI BERBAGAI PENGETAHUAN TENTANG ALAM/ SEBAGAI MODAL UTAMA MENGAIS NAFKAH// NAMUN/ DI BALIK ITU SEMUA/ MEREKA JUGA MEYAKINI ADANYA NABI-NABI/ YANG MENGUASAI LAUT DAN ISINYA// KARENA/ PENGHORMATAN DAN MENJAGA BERBAGAI PANTANG/ SENANTIASA MENJADI BAGIAN BERNELAYAN MEREKA//

SUKU BAJO MERUPAKAN PENGANUT AGAMA ISLAM YANG TAAT// NAMUN/ MEREKA JUGA MENGABADIKAN KEKUATAN GAIB/ YANG DIWARISKAN PARA LELUHURNYA// KARENA ITU/ PERPADUAN KEYAKINAN AKAN ISLAM DAN BUDAYA/ BENAR-BENAR MENJADI WARNA KEHIDUPAN HAJI KIDUNG// TERLEBIH/ KETIKA IA BERADA DI LAUT//

SEBELUM MENEBAR PANCING-PANCING IKAN HIU/ HAJI KIDUNG MENYINGGAHI TANJUNG LAMPONU-PONU/ ATAU TANJUNG PENYU// DI ATAS PERAIRAN SEDALAM SEKITAR 300 METER INI/ RENCANANYA IA INGIN MEMBURU SEEKOR IKAN LUMBA-LUMBA/ UNTUK DIJADIKAN UMPAN// NAMUN/ TERNYATA TIDAK MUDAH MENDEKATI HEWAN-HEWAN INI// AKHIRNYA/ PERAHU HAJI KIDUNG MENINGGALKAN TANJUNG LAMPONU-PONU DENGAN TANGAN HAMPA// PILIHAN INI DILAKUKAN/ KARENA PERLAHAN-LAHAN HARI BERANJAK GELAP// TUJUANNYA KALI INI ADALAH PULAU BASA/ SEBAGAI LOKASI BERMALAM//

DULU/ HAJI KIDUNG JUGA MERUPAKAN BAGIAN DARI SUKU BAJO YANG BERMUKIM DI ATAS PERAHU/ ATAU SEANOMADE// TEMPAAN HIDUP DI ATAS AIR/ MEMBUATNYA PAHAM DENGAN SITUASI LAUT// SEPULUH TAHUN INI/ IA MENJADI BAGIAN DARI WARGA KAWASAN BOEPINANG/ KABUPATEN BOMBANA// NAMUN/ SEBAGIAN WAKTUNYA/ TENTU SAJA/ LEBIH BANYAK DIHABISKAN DI LAUT// SEDANGKAN RUMAH DAN PULAU BASA/ SEAKAN SEKEDAR TEMPAT SINGGAH//

PUAS BERCENGKERAMA DENGAN SANAK FAMILINYA/ YANG JUGA BEKERJA SEBAGAI NELAYAN/ HAJI KIDUNG KEMBALI MELAJUTKAN PERBURUAN IKAN HIU// TUJUANNYA KALI INI ADALAH KAWASAN PASIR TENGGELAM/ YANG MEMILIKI KEDALAMAN SEKITAR 500 METER// UNIKNYA LAGI/ IA KERAP MELAUT TANPA DITEMANI OLEH SIAPAPUN// BAHKAN/ KETIKA IA TENGAH BERBURU IKAN HIU//

SETIBANYA DI KAWASAN PASIR TENGGELAM/ HAJI KIDUNG MENEBARKAN 15 BUAH MATA PANCING/ YANG 9 DI ANTARANYA DIBERIKAN UMPAN IKAN CAKALANG// TEKNIK MENYEBAR RENTETAN MATA PANCING SEPERTI INI DISEBUT NGELOLEI// MESKI TERKESAN MUDAH/ TIDAK SEMUA NELAYAN BERANI MELAKUKAN PERBURUAN IKAN HIU DENGAN CARA INI// KARENA/ MEREKA HARUS BERHADAPAN DENGAN LAUT SEDALAM SEKITAR 500 METER/ YANG KERAP DISERTAI OMBAK BESAR// BAGI HAJI KIDUNG/ HAL INI TERNYATA DIANGGAP BIASA//

SETELAH BELASAN MATA PANCING DILEPAS DI KAWASAN PASIR TENGGELAM/ HAJI KIDUNG MENYINGGAHI GUSUNG PASIR PUTIH/ SERAYA MENIKMATI IKAN BAKAR// SELANG TIGA JAM/ MASA BERBURU IKAN HIU PUN DIMULAI// HAJI KIDUNG KEMBALI MENDATANGI KAWASAN PASIR TENGGELAM// SATU PER SATU/ HAJI KIDUNG PUN MENGANGKAT MATA PANCINGNYA//

SEEKOR IKAN HIU SEBERAT SEKITAR 45 KILOGRAM/ BUKANLAH HASIL YANG MUDAH DIDAPAT// KALI INI/ HAJI KIDUNG MEMBUKTIKAN KEHANDALANNYA// DARI IKAN HIU SEBERAT SEKITAR 45 KILOGRAM INI/ HAJI KIDUNG BISA MENDAPAT SIRIP SEKITAR 1,5 KILOGRAM SEHARGA 600 RIBU RUPIAH// SELAIN ITU/ DAGINGNYA PUN IKUT DIJUAL KEPADA TENGKULAK DI PASAR BOEPINANG//

MESKI NILAI JUALNYA TINGGI/ HAJI KIDUNG TIDAK MENGKHUSUSKAN DIRI MEMBURU IKAN HIU// SEPERTI JUGA/ WARGA SUKU BAJO LAIN/ HAJI KIDUNG PUN MEMAHAMI MAKNA KEARIFAN LOKAL// KARENA ITU/ IA TIDAK BERUPAYA MENGURAS IKAN HIU UNTUK MEMPERKAYA DIRI// NAMUN/ LEBIH MEMILIH IKAN LAIN/ SEMACAM IKAN CAKALANG/ YANG LEBIH MUDAH BERKEMBANG//

TANPA TERASA/ AWAH HITAM TELAH MENGELILING KAWASAN PASIR TENGGELAM// BISA DIARTIKAN/ DI SEKITAR LOKASI PERBURUAN IKAN HIU TENGAH DIGUSUR HUJAN// MAKA/ HAJI KIDUNG PUN BERSIAP-SIAP PULANG// SEEKOR IKAN HIU SEBERAT SEKITAR 45 KILOGRAM/ MENJADI BUKTI KEHANDALAN SUKU BAJO DALAM MEMANFAATKAN POTENSI LAUT DENGAN ALAT SEDERHANA//

Tidak ada komentar: