Juni 20, 2007

SUKU BAJO DI TELUK TOMINI

(Foto-foto: Syaiful Halim dan Teguh Prihantoro)

Pesisir Selatan Kabupaten Boalemo, Gorontalo, bukan hanya menghamparkan pasir putih dan keindahan perairan Teluk Tomini. Tapi, juga potret kehidupan sederhana Suku Bajo. Persisnya, mereka bermukim di Desa Bajo.

Suku Bajo di tempat itu, menurut cerita yang berkembang, berasal dari Negeri Johor, Malaysia. Konon, mereka berdatangan dari negeri jiran menggunakan perahu layar, untuk mencari putri Raja Johor yang hilang. Gagal menemukan sang putrid, mereka membangun kehidupan baru di sejumlah tempat, di pantau-pantai Teluk Tomini. Lalu, membaur dengan Suku Gorontalo, Suku Sangir, dan suku-suku asli Gorontalo lainnya.

Kini, Suku Bajo di Teluk Tomini hidup rukun berdampingan dengan suku-suku lain. Bahkan adat-istiadat yang berkembang pun, kini bercampur dengan budaya suku-suku lain. Misal, dialek bahasa dan tata cara kehidupannya. Namun, Suku Bajo tetap Suku Bajo. Kehidupan mereka tetap ada di laut. Karena, sebagian besar dari mereka mencari nafkah dengan menangkap ikan.

“Suku Bajo di Teluk Tomini” menceritakan berbagai gerak kehidupan Suku Bajo sejak fajar hingga malam. Persisnya, ketika matahari bergerak ke langit, Tempat Pelelangan Ikan menggeliat, dan warga Suku Bajo di Desa Bajo pun, ikut bergerak. Ada Nasir dengan teman-temannya menjaring ikan, ada Madun yang berburu ikan dan gurita dengan panahnya, ada ibu-ibu dan kaum remaja yang berbondong-bondong memunguti japin, juga ada Sopia yang tengah merawati rumput lautnya. Ketika sore, kami juga mendapati Nenim yang mencari kayu baker ke Pulau Kaba, sejumlah nelayan jaring masih mengumpulkan ikan, juga ada para nelayan bagan apung bersiap-siap mencari ikan.

Di malam hari, kami mendapati Salim yang mencari ikan dengan tombaknya. Aksi mencari ikannya mengingatkan kami pada Jafar, Suku Bajo di Teluk Bone, yang harus menyelam malam hari untuk mendapatkan teripang. Di desa ini, kami juga menjumpai kakek Tette yang masih bisa menyenandungkan Ikiko, senandung khas Bajo, yang pernah kami dengar dari mulut nenek Manti di perairan Teluk Bone.

TIM PRODUKSI:
“Suku Bajo di Teluk Tomini”;
Syaiful Halim (Sutradara/Penulis Naskah/Kamerawan); Teguh Prihantoro (Pengarah Fotografi/Kamerawan); Syamsul Fajri (Penyunting Gambar); Billy Soemawisastra (Narator); M. Nur Ridwan & Budi Utomo (Penata Grafis); Ari Widagdo (Penata Musik); Suparyono (Periset); Amet (Pendukung Produksi). Diproduksi di Boalemo, Gorontalo, pada 18–25 November 2006. Ditayangkan di Program POTRET SCTV pada 2 Desember 2006.


NARASI ORISINAL:
SUKU BAJO ADALAH SUKU PERANTAU// DI MANA TELUK/ MAKA MEREKA PUN MENEPIKAN PERAHU SOPPENYA/ SERAYA BERSIAP-SIAP MEMBANGUN SEBUAH KEHIDUPAN// JAUH KETIKA PERADABAN MODERN BELUM MENYENTUH/ TELUK TOMINI DI PESISIR SELATAN GORONTALO/ SUKU BAJO TELAH MEMBANGUN KEHIDUPAN BARU DI TEMPAT INI//

NENEK MOYANG MEREKA ADALAH SUKU BAJO YANG BERMUKIM DI NEGERI JOHOR/ MALAYSIA// MEREKA HARUS MENGARUNGI LAUT DAN MENINGGALKAN DESA MEREKA/ KARENA RAJA MEMERINTAHKANNYA UNTUK MENCARI PUTRI RAJA YANG HILANG// PADA AKHIRNYA/ SANG PUTRI GAGAL DITEMUKAN/ DAN MEREKA PUN MEMUTUSKAN MENETAP DI PESISIR TELUK TOMINI// HINGGA/ SAAT INI//

LAUT/ PERAHU SOPPE YANG BERGANTI MENJADI MERAHU BERMESIN/ IKAN/ DAN SEKARANG/ DITAMBAH/ TEMPAT PELELANGAN IKAN/ MERUPAKAN KESATUAN YANG TIDAK TERPISAHKAN BAGI SUKU BAJU DI PESISIR TELUK TOMINI/ SEBELAH SELATAN GORONTALO//

LAUT MASIH MENJADI TEMPAT HIDUP DAN MENGAIS NAFKAH// PERAHU BERMESIN MENJADI KENDARAAN/ UNTUK MENDAPATI IKAN-IKAN DI DALAMNYA// SEDANGKAN/ TEMPAT PELELANGAN IKAN MENJADI PENCATAT/ JERIH-PAYAH YANG DIKAIS SELAMA SEHARI KEMARIN//

SEMENTARA DI PINGGIRAN DESA/ PARA IBU DAN ANAK-ANAKNYA TELAH MEMULAI KEHIDUPAN HARI INI/ DENGAN PERAHU YANG SIAP DIKAYUH KE PULAU TUNNUMAN// SEPERTI JUGA HARI-HARI KEMARIN/ KEPERGIAN MEREKA KALI INI PUN UNTUK MENGUMPULKAN HEWAN LAUT SEJENIS KIMA/ YANG MEREKA SEBUT JAPIN//

JAUH DI TENGAH PERAIRAN TELUK TOMINI/ NASIR DAN KAWAN-KAWAN TELAH MENGAWALI KEGIATAN PAGI INI/ DENGAN MENGUMPULKAN IKAN DARI JARING-JARING/ YANG DITEBARKANNYA SEJAK DINI HARI TADI// BAGI SUKU BAJO DI TEMPAT INI/ CARA MENANGKAP IKAN DENGAN JARING DISEBUT NGALOLE//

NAMUN/ KESIBUKAN UTAMA SUKU BAJO PAGI INI/ BENAR-BENAR TERLIHAT DI TEMPAT PELELANGAN IKAN TULAMATA// DI TEMPAT/ BUKAN HANYA MERUPAKAN GAMBARAN GELIAT SEKTOR EKONOMI// SEKALIGUS MERUPAKAN BUKTI ADANYA HUBUNGAN SOSIAL YANG HARMONIS/ ANTARA SUKU BAJO DAN SUKU-SUKU LAIN DI KAWASAN BOALEMO/ GORONTALO//

SUKU BAJO MEMANG DIKENAL SANGAT RAMAH DAN PALING CEPAT BERADAPTASI DENGAN WARGA SUKU LAIN// SUKU BAJO KERAP MENYEBUT DIRINYA SUKU SAMA// DAN/ MEREKA MENYEBUT WARGA LAIN DI LUAR SUKUNYA SEBAGAI SUKU BAGAI// SUKU BAJO JUGA KERAP DISEBUT SUKU LAUT// KARENA/ MEREKA MEMBANGUN RUMAH PANGGUNG DI ATAS PERMUKAAN LAUT// BAHKAN/ DI WAKTU DULU/ MEREKA TINGGAL DI ATAS PERAHU SOPPENYA SEBAGAI SEANOMADIK//

KETERGANTUNGAN SUKU BAJO DENGAN LAUT/ HINGGA KINI TETAP TERLIHAT// DI TELUK TOMINI/ MISALNYA// MESKI MEREKA BEGITU DEKAT DENGAN PERADABAN MODERN/ MEREKA TETAP MENGGANTUNGKAN PEROLEHAN NAFKAHNYA DARI LAUT// KETERLIBATAN DENGAN LAUT BUKAN HANYA DITUNJUKKAN OLEH KAUM LELAKINYA/ TAPI JUGA KAUM PEREMPUAN DAN ANAK-ANAK// SUKU BAJO JUGA DIKENAL BUKAN HANYA SEBAGAI PELAUT YANG HANDAL// NAMUN/ MEREKA JUGA MERUPAKAN NELAYAN-NELAYAN YANG TRAMPIL// MEREKA MEMILIKI BANYAK CARA UNTUK MENDAPATKAN KEKAYAAN LAUT//

YANG MEMBEDAKAN SUKU BAJO DI TELUK TOMINI DENGAN SUKU BAJO DI TEMPAT LAIN ADALAH KEBERSAMAANNYA// MEREKA BIASA BERGOTONG-ROYONG MENGUMPULKAN IKAN/ DENGAN HITUNGAN IMBALAN YANG SEDERHANA// SEHINGGA/ PRISNSIR PUNGAWA DAN SAHI/ ATAU ATASAN DAN BAWAHAN/ TIDAK BEGITU TERLIHAT// SEMUA TERKESAN SAMA//

SELAIN ITU/ WARGA SUKU BAJO LAIN YANG KEBETULAN MELINTAS/ KERAP TANPA SUNGKAN IKUT MEMBANTU NELAYAN LAIN/ YANG TENGAH MENEBARKAN JARING ATAU MENGUMPULKAN IKAN// MEREKA SAMA SEKALI TIDAK MENGHITUNG JASA ATAU PAMRIH//

SEMAKIN SIANG/ LAUT SEMAKIN SURUT// KAUM IBU DAN ANAK-ANAKNYA PUN BEGITU SUKA-CITA MENGUMPULKAN HEWAN LAUT/ YANG MEREKA SEBUT JAPIN//

MEREKA TERLIHAT SEPERTI TENGAH BERREKREASI// PADAHAL/ KAUM REMAJA DAN ANAK-ANAK YANG IKUT KE TEMPAT INI/ SEBENARNYA TENGAH MEMBANTU IBUNYA MENDAPATKAN LAUK TEMPAT INI TERLIHAT BERAMBUT PENDEK// SEMULA/ RAMBUT MEREKA BERWARNA MERAH KARENA TERSENGAT MATAHARI// LALU/ MEREKA PUN MENGGUNDULINYA// SEKARANG/ MEREKA JUSTRU TERLIHAT SEPERTI LAKI-LAKI//

KAUM IBU SUKU BAJO DI TELUK TOMINI BUKAN HANYA MENGUMPULKAN JAPIN// MEREKA JUGA KERAP HARUS BEKERJA SENDIRI MEMBANTU SUAMINYA/ DENGAN MERAWAT TANAMAN RUMPUT LAUT// SOPIA/ MISALNYA// IA BERSAMA SUAMINYA TINGGAL DI RUMAH YANG DIBANGUN DI ATAS PERMUKAAN LAUT/ AGAR BISA MERAWAT RUMPUT LAUTNYA// CARA INI DILAKUKAN/ AGAR MEREKA BISA MENDAPATKAN HASIL MAKSIMAL// YAKNI/ BISA MEMANEN TANAMAN RUMPUT LAUTNYA SETIAP SEBULAN SEKALI//

SUKU BAJO DI TELUK TOMINI MEMANG MEMILIKI RIBUAN LAHAN NAFKAH// MEREKA JUGA MENGUMPULKAN TERIPANG/ KETIKA LAUT SURUT// BERBEDA DENGAN SUKU BAJO DI TELUK BONE/ DI TEMPAT INI/ TERIPANG BUKANLAH SASARAN UTAMA MENDAPATKAN NAFKAH// PERBEDAAN POLA PENCARIAN NAFKAH/ TENTU BUKAN MASALAH// KARENA/ SUKU BAJO DI TEMPAT INI JUGA MEMILIKI KERAMAHAN SEPERTI SUKU-SUKU BAJO DI TEMPAT LAIN// KARENA/ JANGAN PERNAH TAKUT KELAPARAN/ KETIKA KITA BERKUMPUL BERSAMA WARGA SUKU BAJO//

MEREKA SIAP MENJAMU PARA TAMUNYA// TEPATNYA/ DENGAN IKAN-IKAN HASIL-HASIL TANGKAPANNYA/ KETIKA WAKTU MAKAN TIBA// MAKA/ BERSIAP-SIAPLAH UNTUK TERBIASA MENIKMATI HEWAN LAUT DI TEMPAT SEPERTI INI//

MENDEKATI SENJA/ KEGIATAN SUKU BAJO DI TELUK TOMINI MULAI MEREDA// BEBERAPA NELAYAN JARING MASIH MENGUMPULKAN IKAN-IKAN HASIL TANGKAPANNYA// SEJUMLAH NELAYAN BAGAN APUNG/ KINI BERSIAP-SIAP MEMASUKI BAGANNYA/ UNTUK MENGISI KEGIATAN MALAM DI TELUK TOMINI// SELAIN MENJARING/ SEBAGAIAN BESAR WARGA SUKU BAJO DI TEMPAT INI MENCARI IKAN DENGAN BAGAN APUNG/ YANG SIAP BERPINDAH KE TEMPAT YANG DIRASA MEMILIKI BANYAK IKAN//

DI PULAU KABA/ IBU NENIM DAN KEDUA PUTRANYA TENGAH MENGUMPULKAN KAYU BAKAR// MEREKA MEMANG BERBEDA DENGAN WARGA LAIN/ YANG HIDUP DARI BERNELAYAN// MENGUMPULKAN KAYU BAKAR DILAKUKAN OLEH IBU NENIM/ SETELAH SUAMINYA MENINGGAL// DULU/ ALMARHUM SIUAMINYA JUGA NELAYAN/ YANG TEWAS AKIBAT TERJERAT TALI SAUHNYA SENDIRI// IBU NENIM BISA MENJADI CONTOH WARGA SUKU BAJO/ YANG GIAT BEKERJA DAN TETAP DEKAT DENGAN LAUT//

MENDEKATI MAGHRIB/ SEBAGIAN BESAR WARGA SUKU BAJO TELAH BERKUMPUL DI DARATAN//

SEJAK BERMUKIM DI PESISIR TELUK TOMINI/ SUKU BAJO BERBAUR DENGAN SUKU-SUKU LAIN// SEHINGGA/ PERCAMPURAN BUDAYA PUN TERJADI// DIALEK BAHASA SUKU BAJO DI TEMPAT INI BERCAMPUR DENGAN DIALEK GORONTALO// BAHKAN/ BEBERAPA UPACARA ADATNYA PUN TELAH BERGESER// NAMUN DARI SISI AGAMA/ SUKU BAJO TETAP MERUPAKAN PENGANUT AGAMA ISLAM YANG TAAT// MEREKA MERASA PERLU BERIBADAH/ KETIKA WAKTU UNTUK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN KEPADA SANG KHALIK TIBA//

DI MALAM HARI/ WARGA SUKU BAJO DI TELUK TOMINI TETAP MELANJUTKAN AKTIVITASNYA// SALIM/ MISALNYA/ YANG PERGI MELAUT BERSAMA SEORANG PUTRANYA// IA MENANGKAP IKAN DENGAN MENGGUNKAN TOMBAK// MENANGKAP IKAN DI MALAM HARI/ SEPERTI YANG DILAKUKAN SALIM/ MIRIP YANG DILAKUKAN WARGA BAJO DI TELUK BONE BERNAMA JAFAR// BEDANYA/ BILA SALIM MENCARI IKAN DI PERAIRAN YANG TIDAK DALAM DENGAN MENGGUNAKAN TOMBAK/ MAKA JAFAR HARUS MENYELAM SAMBIL MEMBAWA TOMBAK/ UNTUK MENGUMPUKAN TERIPANG//

KETIKA DIRASA IKAN YANG DIDAPAT TIDAK TERLALU BANYAK/ SALIM PUN TERNYATA HARUS MENECURKAN DIRINYA KE LAUT// IA PUN KEMBALI MENCARI IKAN DENGAN TOMBAKNYA//

SAAT MATAHARI KEMBALI MENERANGI PERAIRAN TELUK TOMINI/ KEHIDUPAN RUTIN SEPERTI HARI-HARI KEMARIN PUN KEMBALI BERULANG// MIRIP IKIKO/ ATAU SENANDUNG KHAS SUKU BAJO/ YANG DILANTUNKAN OLEH KAKEK TETTE// ISI SENANDUNG ITU/ PADA INTINYA ADALAH MENGGAMBARKAN PENGEMBARAAN SUKU BAJO DARI SATU PULAU KE PULAU LAIN/ DENGAN PERAHU SOPPENYA// SERTA/ KEBESARAN SUKU BAJO/ YANG PERNAH MENJADI TULANG PANGGUNG MARITIM KERAJAAN SRIWIJAYA//

KINI/ SUKU BAJO DI TELUK TOMINI DIMUKIMKAN DI DARATAN// SEHINGGA/ MEREKA PUN/ KINI TELAH MERASA MENJADI SUKU DARATAN// YANG MEMBEDAKANNYA DENGAN SUKU-SUKU LAIN DI GORONTALO/ MEREKA TETAP MENDEKATKAN DIRI PADA LAUT/ DAN MENGANTUNGKAN HIDUPNYA PADA KEKAYAAN LAUT// DAN/ TENTU SAJA/ DENGAN KESEHAJAAN DAN KEARIFAN UNTUK MENJAGA KEANGGUNAN ANUGRAH YANG MAHA PENCIPTA INI//

Tidak ada komentar: