TIM PRODUKSI:
“Kesahajaan Suku Talang Mamak”; Syaiful Halim (Sutradara/Penulis Naskah); Teguh Prihantoro (Pengarah Fotografi/Kamerawan); Syamsul Fajri (Penyunting Gambar); Billy Soemawisastra (Narator); M. Nur Ridwan & Budi Utomo (Penata Grafis); Ari Widagdo (Penata Musik); Asfriyanto, Suparyono, dan Mangara Silalahi (Periset); Riki Apriandi, Rizki Kurniawan, Hidayat, Warhi Akhri, Nori Harmein, Sukar dkk., serta Edward dkk. (Pendukung Produksi/Talent). Diproduksi di Indragiri Hilir, Riau, pada 31 Mei - 9 Juni 2006. Ditayangkan di Program POTRET SCTV pada 29 Juli 2006.
NARASI ORISINAL:
JAUH DI TENGAH PERBUKITAN DAN BELANTARA/ JAUH DARI PERABAN KOTA DAN MODERNITAS/ SUKU TALANG MAMAK DUSUN DATAI MASIH MENYIMPAN KESAHAJAANNYA// MEREKA MASIH MEMEGANG TEGUH ADAT-ISTIADAT PARA LELUHUR/ MEREKA MASIH GANTUNGKAN HIDUP PADA KEARIFAN ALAM/ DAN MEREKA BERTEKAD/ UNTUK TERUS MEMELIHARA KESUKUANNYA//
PERJALANAN MELINTASI TRANS TIMUR BERAKHIR DI KAWASAN SIMPANG PENDOWO/ YANG MENJADI PERBATASAN DENGAN KAWASAN CAGAR ALAM INDRAGIRI HILIR// MAKA/ PERJALANAN MELINTASI JALANAN YANG DULU DIGUNAKAN PARA PEMBALAK PUN DIMULAI// PILIHAN MENGGUNAKAN JALANAN YANG HANYA BISA DILINTASI KENDARAAN BERGARDAN-GANDA INI HARUS DILAKUKAN/ KARENA MERUPAKAN SATU-SATUNYA CARA UNTUK MENCAPAI DUSUN DATAI/ DI DALAM WILAYAH TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH// DAN/ INI MERUPAKAN PILIHAN TERBAIK KAMI/ BILA DIBANDINGKAN HARUS BERJALAN KAKI SEKITAR 30 KILOMETER// KARENA/ DISAMPING HARUS MELEWATI JALAN BERBUKIT/ SUHU UDARA DI TEMPAT INI CUKUP TINGGI/ DAN SUMBER AIR SULIT DIDAPAT// SEHINGGA/ ANCAMAN DEHIDRASI DAN KELELAHAN AKAN MEMBAYANGI PERJALANAN TANPA KENDARAAN BERODA-EMPAT//
SUKU TALANG MAMAK MERUPAKAN SATU DARI SUKU-SUKU TERASING/ YANG MENDIAMI WILAYAH TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH/ DI PERBATASAN PROVINSI RIAU DAN JAMBI// SUKU INI TERGOLONG PROTO MELAYU/ ATAU MELAYU TUA// SAAT INI/ POPULASI MEREKA SEKITAR 6500 JIWA/ DAN SEKITAR 900 JIWA DI ANTARANYA BERMUKIM DI DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL//
WARGA SUKU TALANG MAMAK KERAP MENYEBUT DIRINYA SUKU TAHA/ ATAU KERAP JUGA MENYEBUT SEBAGAI LANGKAH LAMA// MEREKA MENYEBUTKAN ADAT TALANG MAMAK SEBAGAI KEPERCAYAAN// DAN/ MEREKA AKAN MENYEBUTKAN SUKU MELAYU ATAU LANGKAH BARU BAGI WARGA SUKU TALANG MAMAK/ YANG MENGANUT AGAMA DI LUAR KEPERCAYAANNYA//
PERJALANAN DENGAN KENDARAAN BERGARDAN-GANDA HARUS BERAKHIR/ KETIKA KAMI MENJUMPAI TUMBANGAN POHON-POHON BESAR SEPANJANG SEKITAR SATU KILOMETER// KAMI PUN MEMUTUSKAN UNTUK BERISTIRAHAT DI KAWASAN CAGAR ALAM MILIK PEMDA INDRAGIRI HILIR INI// SETELAH MENIKMATI MAKAN SIANG YANG TERLAMBAT/ PERJALANAN PUN KAMI LANJUTKAN DENGAN BERJALAN KAKI// INI MERUPAKAN SATU-SATUNYA CARA/ UNTUK MELINTASI JALAN BEKAS PEMBALAKAN YANG TELAH TERTUTUPI POHON TUMBANG//
SEMULA KAMI MENDUGA/ TUMBANGAN POHON INI MERUPAKAN REAKSI KEMARAHAN WARGA SUKU TALANG MAMAK ATAS KEHADIRAN PARA PEMEGANG HPH ATAU PENDATANG LAINNYA// BELAKANGAN/ KAMI TAHU/ POHON-POHON INI SENGAJA DITUMBANGKAN OLEH PEMILIK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT/ YANG SEBENTAR LAGI AKAN MENGUASAI KAWASAN INI// NAMUN MENURUT PARA MAHASISWA JURUSAN SOSIOLOGI/ UNIVERSITAS RIAU/ YANG MENYERTAI EKSPEDISI KALI INI/ SUKU TALANG MAMAK SANGAT RAMAH TERHADAP SIAPAPUN// SEHINGGA/ MUSTAHIL MEREKA MERUSAK HUTAN/ HANYA UNTUK MENGUMBAR KEKESALANNYA// BAHKAN/ REAKSI KEMARAHAN ATAS PERLAKUAN SEMENA-MENA PIHAK LUAR TERHADAP HUTAN MEREKA PUN/ JUSTRU MEREKA LAWAN DENGAN CARA/ MEMINDAHKAN LOKASI PEMUKIMANNYA KE TEMPAT LAIN// PADAHAL/ MEREKA BUKANLAH KELOMPOK NOMADEN//
PERJALANAN MENUJU DUSUN DATAI/ UNTUK MENJUMPAI KEHIDUPAN SUKU TALANG MAMAK-NYA/ KALI TERHENTI SAAT MALAM MENYERGAP// HAL INI KAMI LAKUKAN/ TENTU SAJA/ UNTUK MENGINDARI ANCAMAN HEWAN BUAS SEMACAM HARIMAU SUMATERA/ YANG MENJADIKAN KAWASAN INI SEBAGAI HABITATNYA//
BERISTIRAHAT SELAMA SEMALAMAN MEMBUAT RASA PENAT KAMI/ PERLAHAN-LAHAN SIRNA// MAKA/ PERJALANAN MENAPAKI JALANAN YANG DULU DIGUNAKAN PARA PEMBALAK/ KEMBALI KAMI LANJUTKAN//
DARI LOKASI PERKEMAHAN/ PALING TIDAK KAMI HARUS BERJALAN SEKITAR TIGA JAM/ UNTUK MENCAPAI SIMPANG DATAI// LOKASI ITU MERUPAKAN PERBATASAN ANTARA CAGAR ALAM INDRAGIRI HILIR DAN TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH//
BERADA DI LAHAN BEKAS PEMILIK HPH BUKANLAH HAL YANG MENYENANGKAN// DENGAN PEPOHONAN YANG BELUM LAGI BESAR/ MEMBUAT SUHU UDARA DI TEMPAT INI BEGITU MENYENGAT// DAMPAK LINGKUNGAN INI/ TENTU LEBIH BANYAK DIRASAKAN OLEH WARGA SUKU TALANG MAMAK ATAU SUKU-SUKU TERASING LAIN/ YANG BERMUKIM DI WILAYAH INI// NAMUN/ SIAPA YANG AKAN MEMPEDULIKAN KELUHAN MEREKA?//
SUKU TALANG MAMAK TERAMAT LEKAT DENGAN HUTAN// BAHKAN/ MEREKA KERAP MENYEBUT DIRINYA DENGAN ISTILAH/ AWAK URANG UTAN// HAL INI TERJADI/ KARENA SEMUA KEBUTUHAN HIDUP DAN PERLENGKAPAN SEHARI-HARI MEMANG DIDAPAT DARI HUTAN// KARENA ITU/ MEREKA MENJADI KELOMPOK MASYARAKAT YANG PALING TERUSIK/ KETIKA HASIL HUTAN DIKURAS OLEH PARA PEMEGANG HPH// AKIBAT YANG PALING TERASA/ MEREKA SULIT MEMPERTAHANKAN KONSEP BERLADANG BERINGSUT/ YANG BERLANDASKAN TERJAGANYA KESEIMBANGAN ALAM//
MEMASUKI WILAYAH TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH/ BENAR-BENAR MEMBAWA KAMI KE WILAYAH YANG SEPERTI TIDAK PERNAH TERSENTUH// SEMAK-BELUKAR MEMADATI KIRI-KANAN JALAN SETAPAK// PRASARANA INILAH YANG DIGUNAKAN WARGA SUKU TALANG MAMAK UNTUK MENCAPAI DUNIA LUAR/ SELAIN MENGGUNAKAN JALUR AIR// PERJALANAN MELINTASI HUTAN/ YANG DIBALUT CUACA PANAS INI/ MEMBUTUHKAN WAKTU SEKITAR ENAM JAM UNTUK MENCAPAI LOKASI TUJUAN/ YAKNI DUSUN DATAI//
HARI PERTAMA DI DUSUN DATAI/ DESA RENGAT/ INDRAGIRI HULU/ KAMI MENDAPATI DUSUN YANG TIDAK TERLALU RAMAI// KAUM LELAKI DI DUSUN INI UMUMNYA PERGI KE LADANG ATAU HUTAN/ UNTUK MENCARI JERNANG ATAU GAHARU// WARGA SUKU TALANG MAMAK DI DUSUN DATAI MEMANFAATKAN HASIL HUTAN/ UMUMNYA UNTUK KEBUTUHAN SENDIRI// BILA KEBUTUHAN SENDIRI TELAH TERPENUHI/ BARULAH MEREKA MEMBAWANYA KE DESA LAIN/ UNTUK DITUKARKAN DENGAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI/ SEMACAM GARAM/ MINYAK/ ATAU LAUK-PAUK//
MESKI MEREKA MENGGANTUNGKAN HIDUPNYA PADA HUTAN/ MEREKA PERCAYA/ ADA BAGIAN-BAGIAN TERTENTU DARI WILAYAH INI/ YANG HARUS DIPELIHARA// INILAH KONSEP KESEIMBANGAN/ YANG MENYATUKAN SUKU TALANG MAMAK DAN HUTAN// DI DUSUN DATAI/ KAMI JUGA MENDAPATI PAK KATAK YANG MERUPAKAN KEPALA DUSUN DAN KEMANTAN/ ATAU DUKUN//
DUA HARI DI DUSUN DATAI/ SETELAH MENEMPUH PERJALANAN JAUH SELAMA DUA HARI DARI KOTA RENGAT/ INDRAGIRI HULU/ BUKAN HANYA MEMPERTEMUKAN KAMI DENGAN PAK KATAK DAN WARGA SUKU TALANG MAMAK LAINNYA// NAMUN KAMI JUGA DUA MASALAH UTAMA DI DUSUN DATAI/ YAKNI PENDIDIKAN DAN KESEHATAN// PAK KATAK PERNAH BERTUTUR BAHWA DUSUNNYA MEMANG MEMBUTUHKAN GURU// TAPI SIAPA YANG SUDI MENDATANGI DUSUN NUN JAUH DI TENGAH PERBUKITAN INI//
KETIKA PAK KATAK MENGAJAK KAMI MELIHAT AREAL PEMAKAMAN UMUM DI DUSUN INI/ KAMI JUGA MENDAPATKAN CATATAN TENTANG TINGGINYA KEMATIAN BALITA DI KALANGAN SUKU TALANG MAMAK// TIDAK ADANYA KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN/ BISA JADI/ MERUPAKAN PEMANDANGAN BIASA BAGI WARGA DI DAERAH-DAERAH TERPENCIL// KHUSUS UNTUK SUKU TALANG MAMAK DI DUSUN DATAI/ MESTINYA/ HAL ITU TIDAK LAGI MENJADI KELUHAN RUTIN MEREKA//
KARENA/ MESKI TERISOLIR DARI DUNIA LUAR/ LOKASI PEMUKIMAN MEREKA MASIH BISA DAN SERING DIDATANGI PIHAK LAIN// BAHKAN/ SEBUAH LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT MENJADIKAN DUSUN DATAI SEBAGAI LOKASI WISATA BAGI ISATAWAN ASING// BAHKAN/ SEBUAH KELOMPOK MISIONARIS SEMPAT MENDIRIKAN GEREJA DAN SEKOLAH DARURAT DI TEMPAT ITU// LUCUNYA/ ADA UPAYA AGAR MEREKA TERUS HIDUP KEBODOHAN DAN TIDAK SEHAT//
1 komentar:
bulan ini saya dan teman teman saya akan melakukan ekspedisi singkat ke taman nasional bukit tigapuluh. kami akan ada di lokasi selama 1 bulan dan jika tidak ada halangan akan ke suku talang mamak juga. penjelasan yg cukup bikin penasaran. saya ingin melihat langsung
Posting Komentar