Juni 20, 2007

JAKARTA DAN BANJIR

(Foto: Istimewa)

Banjir? Bukan cerita baru di Jakarta. Tahun 1934, Harmoni pernah kerendem air. Setelah, hamper setiap tahun, banjir mengisi cerita bawi warga Ibukota. Terlebih setelah Jakarta menjadi metropolitan. Yang lebih dasyat adalah banjir lima tahunan, yang sekarang tengah menimpa warga Jakarta dan wilayah penyanggahnya.

“Jakarta Empang Besar” mengungkap tiga topik cerita; kesibukan petugas yang berjaga di Bendung Katulampa – Cilwung (Andi) dan Pos Pengendalian Banjir Manggarai (Parjono), kepulangan warga Desa Sumberurip, Bekasi, dari pengungsian ke rumahnya akibat banjir, serta analisis seorang pakar tata kota (Marko Kusumo) tentang banjir dan solusi pembangunan kanal banjir barat dan kanal banjir timur.

TIM PRODUKSI:
“Jakarta Empang Besar”
; Syaiful Halim (Sutradara/Penulis Naskah); Dwi Nindyas Putra (Pengarah Fotografi/Kamerawan); Syamsul Fajri (Penyunting Gambar); Billy Soemawisastra (Narator); M. Nur Ridwan & Budi Utomo (Penata Grafis); Ari Widagdo (Penata Musik); Suparyono (Periset); Herianto Ahong, Depe, Yaya, dan Asandi (Pendukung Produksi). Diproduksi di Jabotabek, pada 6–8 Februari 2007. Ditayangkan di Program POTRET SCTV pada 9 Februari 2007.

NARASI ORISINAL:
AIR/ SALAH SATU UNSUR ALAM/ DENGAN KARAKTER TERSENDIRI// IA SENANTIASA BERGERAK MENCAPAI DATARAN TERENDAH/ PADA ALUR YANG DIBUATNYA SENDIRI// AIR JUGA MERUPAKAN PERLAMBANG KEGIGIHAN DAN KEDISIPLINAN/ UNTUK MENCAPAI SEBUAH KEINGINAN// KELAK/ KEGIGIHAN ITU BISA MEMPORAKPORANDAKAN APA-APA YANG ADA DI DEPANNYA// TERMASUK/ KEHIDUPAN MANUSIA//

KETIKA MUSIM HUJAN TIBA/ MAKA KESIBUKAN ANDI PUN BERTAMBAH// SETIAP MALAM/ HAMPIR TIAP JAM/ IA MELAKUKAN PEMANTAUAN TINGGI AIR/ YANG MELINTASI BENDUNG KATULAMPA – SUNGAI CILIWUNG// TUJUANNYA/ IA BISA DENGAN SEGERA MENDAPATKAN JAWABAN AKAN NASIB JUTAAN WARGA METROPOLITAN JAKARTA/ YANG SENANTIASA DIHANTUI ANCAMAN BANJIR//

BEGITU ERATNYA HUBUNGAN/ ANTARA TINGGI AIR DI BENDUNG KATULAMPA DAN ANCAMAN BANJIR DI JAKARTA/ TENTU DIDASARKAN PADA FAKTA YANG KUAT// SAAT DEBIT MENCAPAI GARIS TERTINGGI/ MAKA DALAM TEMPO SEKITAR SEMBILAN JAM/ BISA DIPASTIKAN/ AIR AKAN MENGGELONTOR MELINTASI SUNGAI CILIWUNG/ TANPA BISA DITAHAN LAGI// HAL ITU BISA TERJADI/ KARENA SEJAK BENDUNGAN INI DIBANGUN PADA TAHUN 1910 OLEH PEMERINTAH BELANDA/ FUNGSI BENDUNG KATULAMPA HANYALAH SEBATAS PENGATUR IRIGASI/ DAN BUKAN PENGENDALI ARUS AIR//

CONTOH KEDEKATAN HUBUNGAN BENDUNG KATULAMPA DAN NASIB WARGA IBUKOTA/ DIPERLIHATKAN PADA AWAL FEBRUARI LALU// CURAH HUJAN YANG TINGGI DI KAWASAN PUNCAK/ DALAM WAKTU SEKEJAP/ MENGHADIRKAN JUTAAN DEBIT AIR/ YANG BERGERAK LIAR KE ARAH SUNGAI CILIWUNG// ANDI/ YANG DUA PULUH INI BERJAGA DI TEMPAT INI/ HANYA BISA MENGABARKAN STATUS SIAGA SATU/ UNTUK PETUGAS POS PENGENDALI BANJIR DI KAWASAN MANGGARI/ JAKARTA SELATAN// NAMUN/ HAL ITU PUN/ TERNYATA TIDAK TERLALU BANYAK MEMBANTU//

AIR/ YANG BIASA BERGERAK DALAM ALUR YANG TETAP/ TERNYATA DIBARENGI KEKUATAN YANG LEBIH DASYAT// BAHKAN KEKUATAN ITU SANGGUP MEMBANGUN ALUR BARU/ DI TEPIAN TEMPAT-TEMPAT YANG DILALUINYA// MAKA/ DALAM WAKTU SEKEJAP/ JAKARTA PUN TERENDAM AIR//

JAKARTA MEMANG TERAMAT BERUNTUNG// MESKI 40 PERSEN DARI KONTUR GEOGRAFISNYA LEBIH RENDAH DARI PERMUKAAN LAUT/ TERNYATA PARA PEMIMPIN TERDAHULU/ BERSIKERAS/ MEMULIAKANNYA SEBAGAI IBUKOTA NEGARA// SELAIN ITU/ CERITA TENTANG BANJIR DI JAKARTA JUGA/ BUKANLAH CERITA BARU// TAHUN 1934/ KAWASAN HARMONI/ YANG DEKAT DENGAN KOMPLEKS ISTANA NEGARA/ PERNAH KEBANJIRAN// DAN/ ITU TERJADI/ KETIKA JAKARTA MASIH MEMILIKI RIBUAN HEKTAR LAHAN HIJAU/ DAN SEDIKIT LOKASI PEMUKIMAN//

KINI/ KETIKA SEKITAR 12 JUTA JIWA WARGA MENDIAMI IBUKOTA/ SAAT BANGUNAN-BANGUNAN BETON MENUTUPI LAHAN-LAHAN KOSONG NAN HIJAU/ DAN WAKTU DAERAH RESAPAN AIR SEMAKIN MENIPIS/ CERITA BANJIR/ TENTU BUKAN HAL YANG ANEH LAGI// IRONISNYA/ CERITA MIRIS TENTANG KAMPUNG YANG KEBANJIRAN ITU/ TERNYATA JUGA BUKAN CUMA MILIK WARGA JAKARTA// KARENA/ WARGA DI WILAYAH PENYANGGAH IBUKOTA/ JUGA IKUT MERASAKAN KEPAHITAN ITU//

AKIBAT BANJIR/ RATUSAN WARGA DESA SUMBER URIP DI PERBATASAN BEKASI DAN KARAWANG/ HARUS MENGUNGSI KE DESA LAIN// BAHKAN/ MEREKA HARUS MENYUSURI PEMATANG SAWAH SEJAUH SEKITAR TIGA KILOMETER// IRONISNYA/ DI LOKASI PENGUNGSIAN/ MEREKA PUN MENDAPATKAN PERSOALAN BARU// KARENA TIDAK ADA PASOKAN BANTUAN PANGAN/ MEREKA MENJADI SEMAKIN GELISAH// AKHIRNYA/ MEREKA PUN MEMUTUSKAN UNTUK PULANG KE RUMAH MASING-MASING/ SERAYA MENYAKSIKAN SAWAH YANG TERENDAM AIR//

MESKI BERGERAK BERDASARKAN HUKUM ALAM/ YAKNI SENANTIASA BERGERAK KE DATARAN YANG LEBIH RENDAH DENGAN POLA TETAP/ TERNYATA AIR JUGA MENYIMPAN MISTERI TERSENDIRI// KARENA/ IA BISA TIBA-TIBA SAJA MENGHADIRKAN KEKUATAN DASYAT/ TANPA BISA DIDUGA DAN DIHALANGI// CONTOH TERBARU/ TENTU SAJA/ BANJIR YANG MELANDA JAKARTA SAAT INI// SEHINGGA/ POS PENGENDALI BANJIR DI KAWASAN MANGGARAI/ JAKARTA SELATAN PUN/ MENJADI HARAPAN TERAKHIR//

KARENA/ BENDUNGAN MANGGARAI INILAH/ YANG PADA AKHIRNYA MENJADI PENGATUR/ UNTUK MENGGELONTORKAN KEMBALI LIMPAHAN AIR DARI KATULAMPA MENUJU BANJIR KANAL BARAT/ ATAU MENAHANNYA UNTK SEMENTARA// MENGGELONTORKAN AIR KE ARAH BANJIR KANAL BARAT/ MAKA AKAN BERESIKO BANJIR DI KAWASAN PUSAT/ BARAT/ DAN UTARA// TERLEBIH LAGI/ DI SAAT LAUT TELUK JAKARTA TENGAH PASANG// SEBALIKNYA BILA DITAHAN/ MAKA WARGA JAKARTA SELATAN/ TERLEBIH YANG BERMUKIM DI PINGGIRAN SUNGAI CILIWUNG/ AKAN MERASAKAH GETAHNYA//

CERITA TENTANG BANJIR KANAL BARAT DAN BANJIR KANAL TIMUR/ SEBENARNYA HANYALAH BABAK TENTANG PROBLEM HILIR/ YANG TIDAK PERNAH USAI// CERITA UTUH TENTANG BANJIR ITU SENDIRI/ TENTU SAJA/ BERKAITAN DENGAN BABAK TENTANG PROBLEM HULU DAN BABAK TENTANG PROBLEM HILIR// PADA BABAK TENTANG PROBLEM HULU/ AKAN DIPAPARKAN KISAH SEDIH LAHAN-LAHAN HIJAU DAN RESAPAN AIR DI KAWASAN PUNCAK/ JAWA BARAT/ YANG TELAH GUNDUL ATAU/ DITUMBUHI/ VILA-VILA MEWAH// CURAH HUJAN YANG TINGGI MEMBUAT AIR MELAJU DERAS KE ARAH SUNGAI CILIWUNG//

MESKI PERSOALANNYA TELAH DIKETAHUI/ TERNYATA TIDAK MEMBUAT PIHAK-PIHAK YANG BERKOMPETEN SADAR/ DAN SEGERA MELAKUKAN PERBAIKAN// BAHKAN/ PROYEK INSTAN/ SEMACAM MEMBANGUN SODETAN CILIWUNG-CISADANE/ ATAU MEMBANGUN BENDUNGAN CIAWI/ YANG DIHARAPKAN BISA MENGURANGI DAMPAK BANJIR/ MALAH CUMA JADI SEBATAS WACANA//

SEMENTARA PADA BABAK TENTANG PROBLEM HILIR/ TENTU SAJA/ MASIH TERFOKUS PADA PEMBEBASAN LAHAN UNTUK BANJIR KANAL TIMUR/ YANG BELUM TUNTAS// SEHINGGA/ SEMUA LUPA TENTANG LENYAPNYA RAWA BAKAU KARENA PEMBANGUNAN KOMPLEKS PERTOKOAN DAN RUMAH MEWAH// ATAU/ TENTANG AREAL PEMUKIMAN WARGA YANG MAKIN MENUTUPI LAHAN HIJAU// PADA AKHIRNYA/ KLIMAKS CERITA TENTANG BANJIR ITU PUN HARUS DILAKONI OLEH WARGA// LEBIH KHUSUS LAGI/ WARGA MISKIN//

BILA DI KOTA/ WARGA HARUS MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT BENDA-BENDA BERHARGA TERENDAM AIR/ MAKA DI DESA/ MEREKA HARUS KEHILANGAN SATU-SATUNYA SUMBER HIDUP// SAWAH-SAWAH YANG BARU DITANAMI BIBIT PADI/ KINI MENJADI HAMPARAN AIR// BAHKAN/ HEWAN TERNAK YANG MENJADI TABUNGAN/ JUGA IKUT LENYAP// KINI/ MEREKA HARUS BERJALAN DENGAN LANGKAH YANG MAKIN TERTATIH/ MENUJU RUMAH YANG SEBENARNYA MASIH DIGENANGI AIR// SEKITAR 4000 JIWA WARGA DI DESA SUMBER URIP/ BEKASI/ HARUS MENGALAMI NASIB NAAS INI//

PRAKTIS/ SEMINGGU INI/ WARGA IBUKOTA YANG BERMUKIM DI PINGGIRAN SUNGAI ATAU BANJIR KANAL BARAT/ MENIKMATI MUSIBAH TAHUNAN/ BERNAMA BANJIR// SELAMA ITU PULA/ SEBAGIAN BESAR DARI MEREKA HARUS MENINGGALKAN PEKERJAANNYA DAN MENCOBA MENATA RUMAH/ YANG TELAH KOYAK// BAHKAN/ BANYAK DI ANTARA MEREKA MASIH BERADA DI TENDA PENGUNGSIAN// MESKI DEMIKIAN/ CERITA TENTANG BANJIR ITU SENDIRI/ SEBENARNYA BELUM BERAKHIR//

PADA DASARNYA/ SIAPAPUN SANGAT BERHARAP/ BUKAN NASIB LEBIH BURUK DIBANDINGKAN SEKARANG/ YANG AKAN DIDAPAT DI HARI DEPAN// KALAU BOLEH MEMILIH/ WARGA IBUKOTA PASTI BERKEINGINAN/ AGAR KAMPUNGNYA TERBEBAS DARI BANJIR/ DAN MENDAPATKAN SURGA DI HARI DEPANNYA// NAMUN/ SIAPA YANG BISA MENJAMIN KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK ITU?// KARENA/ PARA PENGELOLA PEMERINTAHAN JUGA TAHU/ ALUR CERITA TENTANG BANJIR// BAIK BABAK TENTANG PROBLEM HULU/ MAUPUN BABAK TENTANG PROBLEM HILIR// BAHKAN/ KLIMAKS DAN AKHIR CERITANYA PUN/ SUDAH BISA DIRAMALKAN//

KALAU PADA AKHIRNYA/ PENGETAHUAN TENTANG SEBAB DAN AKIBAT ITU JADI TIDAK BERMAKNA/ TENTU HARUS DIPERTANYAKAN KEMAMPUAN PEMERINTAH DALAM MEMBACA DAN MENYIKAPI MASALAH INI// SEBALIKNYA DENGAN WARGA/ YANG SEBENARNYA KIAN PINTAR DAN MEMAHAMI SKENARIO TENTANG BANJIR/ KENAPA TIDAK DENGAN SEGERA MEMBACA DAN MENYIKAPINYA SECARA BERANI// BUKANKAH KLIMAKS DAN OBYEK PENDERITA ADA DI PIHAK WARGA SENDIRI?//

SESUNGGUHNYA/ TUHAN TELAH MEMINTA HAMBANYA UNTUK SENATIASA BER-IQRO/ ATAU MEMBACA// DAN/ BAHAN YANG DIBACA ITU BUKAN HANYA KITAB-KITAB SUCI SAJA/ TAPI JUGA/ KENYATAAN ALAM// KEMAMPUAN MEMBACA TANDA-TANDA ALAM/ DENGAN SENDIRINYA AKAN MEMBUAT MANUSIA MEMAHAMI HUKUM ALAM// PADA TITIK INI/ MANUSIA PUN AKAN SEMAKIN BIJAK/ UNTUK MENJUNJUNG MAKNA KEARIFAN LOKAL/ DAN SENANTIASA MENJAGA KEHARMONISAN DENGAN ALAM// DENGAN BEGITU/ MANUSIA JUSTRU BISA MERAIH MANFAAT BESAR/ SAAT MERESAPI FILOSOFI AIR/ YAKNI KEGIGIHAN DAN KEINGINAN UNTUK MENCAPAI KEINGINAN//

Tidak ada komentar: