Semarak aksi sekelompok pemain Reog Ponorogo di suatu pagi memecah keheningan Dukuh Sidowayah, di pinggiran kota Ponorogo, Jawa Timur. Berbagai lapisan masyarakat membaur dalam tarian dan semarak musik tradisional itu. Di antara penikmat kesenian itu, juga terdapat sejumlah warga yang terkesan berbeda dibandingkan warga lainnya. Mereka memang tergolong penderita cacad mental dan cacad ganda. Konon, dari sekitar 2600 jiwa warga Sidowayah, 77 orang di antaranya tergolong kelompok “mendo” itu. Gambaran kesunyian sekelompok warga di pusat Dukuh Sidowayah itu, sebenarnya hanyalah tampilan permukaan. Jauh di atas Bukit Bangkong, persisnya di Kampung Wonopuro -- sekitar dua jam perjalanan kaki -- juga terdapat kelompok “mendo” lainnya.
Kamituwo Dukuh Sidobayah Sulyono menuturkan kondisi kampung halamannya saat terisolir dan perubahan-perubahannya. Sementara seorang dokter muda, yang dua tahun ini mengabdi di dukuh ini – Dr. Pretty Berlian Oktaviani – memaparkan kondisi kemendoan puluhan warga dan perkiraan penyebabnya. Sulyono dan Pretty juga akan bertutur soal tawaran solusi dan keinginan warga.
Di antara penuturan mereka, film dokumenter ini juga akan menggambarkan kondisi Dukuh Sidowayah dan warga “mendo”nya, perjalanan Tim Medis ke bagian terisolir dukuh itu, Wonopuro, dan kondisi terakhirnya.
TIM PRODUKSI:
“Sunyi di Dukuh Sidowayah”; Syaiful Halim (Sutradara/Penulis Naskah); Dwi Nindyas Putra (Pengarah Fotografi/Kamerawan); Syamsul Fajri (Penyunting Gambar); Billy Soemawisastra (Narator); M. Nur Ridwan & Budi Utomo (Penata Grafis); Ari Widagdo (Penata Musik); Suparyono (Periset); Herry (Pendukung Produksi); Dr. Pretty Berlian Oktaviani & Sulyono (Narasumber/Talent). Diproduksi di Ponorogo, Jatim, pada 8–15 Maret 2007. Ditayangkan di Program POTRET SCTV pada 24 Maret 2007.
NARASI ORISINAL:
SALAH SATU MISTERI KEHIDUPAN ADALAH KEHADIRAN MANUSIA DI MUKA BUMI// BAHKAN/ YANG MAHA MENCIPTA MENGKODRATKAN BAHWA MANUSIA MERUPAKAN MAKHLUK PALING SEMPURNA DI ANTARA MAKHLUK HIDUP LAINNYA// NAMUN/ KEHENDAK YANG MAHA BERKEHENDAK JUGA MERUPAKAN MISTERI YANG SULIT DIUNGKAP// KARENA/ DI ANTARA MAKHLUK YANG SEMPURNA ITU PUN TERDAPAT YANG TIDAK SEMPURNA// MEREKA SEAKAN HIDUP DALAM DUNIANYA YANG SUNYI// DAN/ KESUNYIAN ITU BEGITU TERASA DI DUKUH SIDOWAYAH/ DI PINGGIRAN KOTA PONOROGO//
KIBASAN DADAK-MERAK DARI SEBUAH BARONG REOG PONOROGO/ SEPERTI MEMBANGUNKAN KESENYAPAN YANG SETIAP MENYELIMUTI DUKUH SIDOWAYAH/ SEKITAR SEPULUH KILOMETER DARI KOTA PONOROGO/ JAWA TIMUR// PENARI JANTILAN DAN GANONGAN JUGA MAKIN BERGAIRAH/ KETIKA WARGA DUKUH MENYEMANGATI RENTAK TARIANNYA//
REOG ADALAH PONOROGO// KETIKA KESENIAN TRADISIONAL INI BERAKSI/ MAKA WARGA PONOROGO PUN LUPA AKAN MASALAH YANG DIHADAPINYA// SEAKAN/ SENI DAN PENIKMATNYA MENYATU DALAM SATU IKATAN ROH// PENYATUAN ROH ANTARA REOG DAN PENIKMATNYA/ JUGA TERJADI DI DUKUH SIDOWAYAH//
NAMUN/ KESEMARAKAN YANG DIBANGKITKAN PADUAN DADAK-MERAK DAN BARONG INI/ SEOLAH MENUTUP KENYATAAN PAHIT/ YANG TELAH LAMA MEMBELENGGU DUKUH SIDOWAYAH// DI PINGGIRAN JALAN MENUJU PUSAT DUKUH SIDOWAYAH/ ATI BERJALAN TANPA ARAH// PADAHAL/ USIANYA TELAH MENCAPAI 30 TAHUN// IA MEMANG TIDAK BISA MENDENGAR DAN BERBICARA// SELAIN ITU/ MENTALNYA JUGA TERGANGGU// WARGA SETEMPAT MENYEBUTNYA MENDO// IA SERING BERKELILING KAMPUNG/ TANPA PERNAH DIUSIK OLEH WARGA LAIN// IA SEAKAN MENJADI PEMAKLUMAN BAGI WARGA DI PINGGIRAN DUKUH SIDOWAYAH//
ATI ADALAH PUTRI SULUNG PASANGAN SARTIN DAN SARTI// KEDUA ORANGTUANYA NORMAL/ DAN KEDUA ADIKNYA JUGA MEMILIKI FISIK DAN MENTAL YANG LEBIH SEMPURNA// MALANGNYA/ ATI JUSTRU HARUS MEMILIKI KETIDAKSEMPURNAAN ITU//
MARYONO/ JUGA TIDAK JAUH BERBEDA DENGAN ATI// USIANYA MENDEKATI 40 TAHUN// SETIAP HARI/ PEKERJAANNYA HANYA MENCABUTI RUMPUT ATAU MENGUMPULKAN BUNGKUS ROKOK// IA JUGA TIDAK BISA MENDENGAR DAN BERBICARA// KEADAAN MENTALNYA JUGA TERGANGGU// TRAGISNYA/ SURATAN BURUK INI BUKAN HANYA DIALAMI OLEH DIRINYA// ADIK KANDUNGNYA/ JEMIRAH/ JUGA MENGALAMI CACAD GANDA DAN CACAD MENTAL// SELAIN ITU/ KAKAKNYA/ MARTINI/ JUGA TIDAK MEMILIKI KECERDASAN YANG SEMPURNA//
MESKIPUN DEMIKIAN/ ORANGTUA MEREKA/ MBAH DINEM DAN MBAH PAINEM JUSTRU NORMAL// KALAUPUN MBAH PAINEM MENGALAMI KELUMPUHAN/ LEBIH DIKARENAKAN SEBAB LAIN/ DAN BUKAN KARENA FAKTOR KETURUNAN// MBAH DINEM DAN MBAH PINEM BUKAN BERASAL DARI DAERAH YANG SAMA// SEHINGGA/ MEREKA TIDAK BISA DIMASUKKAN DALAM KATEGORI PERKAWINAN TUNGKU/ ATAU PERKAWINAN SESAMA SAUDARA// KARENA ITU/ MEREKA TIDAK BISA MENJAWAB SEBUAH TANYA/ KENAPA JUSTRU KETIGA ANAKNYA HADIR KE DUNIA DENGAN KETIDAKSEPURNAAN?//
KENYATAAN PAHIT YANG DIDERITA KELUARGA MARYONO/ MEMBUAT SANG AYAH/ MBAH DINEM MENJADI TUMPUHAN AKHIR MENCARI NAFKAH// IA HARUS MENJADI BURUH TANI DENGAN UPAH SEPULUH RIBU PER HARI/ UNTUK MENGHIDUPI KELUARGANYA// KARENA/ SUAMI KEDUA PUTRINYA PUN TELAH LAMA PERGI/ TANPA MENINGGALKAN KABAR SEPOTONG PUN// SATU-SATU KEBESARAN ILAHI YANG BISA DIREGUK KELUARGA INI ADALAH ANAK-ANAK MARTINI/ SULASTRI DAN SUGENG/ SERTA PUTRI TUNGGAL JEMIRAH/ INDRIANI/ LAHIR NORMAL DAN CERDAS SEPERTI ANAK-ANAK SEBAYANYA//
KISAH KELUARGA SUNYI/ DENGAN ORANGTUA NORMAL NAMUN MEMILIKI ANAK-ANAK CACAD GANDA DAN CACAD MENTAL/ JUGA MENIMPA KELUARGA MBAH BASIRAH// DARI PERKAWINANNYA DENGAN ALMARHUM MBAH KASENI/ IA DIANUGRAHI TUJUH ORANG ANAK// NAMUN/ ANAK SULUNGNYA/ TINEM/ DAN ANAK BUNGSUNYA/ TAJEM/ TERNYATA BERBEDA DENGAN SAUDARA-SAUDARA KANDUNGNYA YANG LAIN// SEPERTI JUGA NASIB KAUM MENDO LAINNYA/ TINEM DAN TAJEM MENDERITA TUNA RUNGU/ TUNA WICARA/ DAN KETERBELAKANGAN MENTAL//
PENDERITAAN YANG HARUS DILAKONI KAUM MENDO ADALAH KESUNYIAN/ YANG BEGITU TERASA DI DUKUH SIDOWAYAH// KARENA/ MEREKA HANYALAH BAGIAN KECIL DARI WARGA YANG LAHIR KE DUNIA DENGAN TIDAK SEMPURNA// JAUH KE DALAM DUKUH SIDOWAYAH/ JAUH DI ANTARA SEKITAR 2600 JIWA PENDUDUKNYA/ JUGA TERDAPAT PULUHAN PENDERITA CACAD GANDA DAN CACAD MENTAL LAINNYA//
MENURUT SULYONO/ PARA PENDERITA CACAD GANDA DAN CACAD MENTAL ITU TERSEBAR DI SEBELAS R-T/ DI LINGKUNGAN DUKUHNYA// MEREKA RATA-RATA BERUSIA DI ATAS TIGA PULUH TAHUN/ DAN BELUM PERNAH DITANGANI OLEH PIHAK MANAPUN// SEHINGGA/ KEADAAN MEREKA PUN TIDAK PERNAH LEBIH BAIK DIBANDINGKAN SAAT MEREKA KECIL// PADA AKHIRNYA/ RUMAH DAN DUKUH SIDOWAYAH MENJADI STU-SATUNYA RUANG KEHIDUPAN MEREKA//
KESUNYIAN YANG MENGHAMPAR DI LINGKUNGAN DUKUH SIDOWAYAH/ BUKAN HANYA MENJADI PERHATIAN UTAMA SULYONO SELAKU KAMITUWO/ ATAU KEPALA DUKUH// KARENA/ PETUGAS MEDIS PUSKESMAS KECAMATAN JAMBON/ JUGA TELAH LAMA MENGAMBIL BAGIAN/ UNTUK MENGATASI MASALAH KAUM MENDO// PALING TIDAK/ MEREKA BERUPAYA AGAR MASALAH INI TIDAK BERKEMBANG DAN MENAMBAH KATALOG KAUM MENDO DI DUKUH INI//
KEINGINAN MENGHENTIKAN LAJU PERKEMBANGAN KAUM MENDO ITU SENDIRI/ TENTU SAJA/ HARUS DIBAYAR DENGAN KERJA KERAS// APARAT DESA ATAU PETUGAS MEDIS/ KERAP HARUS MENDAKI KE UJUNG DUKUH SIDOWAYAH/ DI KAMPUNG WONOKURO// KARENA LETAKNYA YANG TERISOLIR MEMBUAT PENANGANAN KESEHATAN PUN JADI SULIT DILAKUKAN// SEHINGGA/ KAUM MENDO PUN MENJADI HAL BIASA DI TEMPAT ITI//
KAMPUNG WONOPURO JUGA BAGIAN DARI DUKUH SIDOWAYAH// KAMPUNG INI TERLETAK DI ATAS BUKIT BANGKONG DAN DIAPIT GUNUNG LUMBUNG// PEMUKIMNYA BERJUMLAH SEKITAR 150 JIWA/ DAN SEBAGIAN BESAR WARGANYA BEKERJA SEBAGAI BURUH TANI//
KENYATAAN PAHIT LAIN/ ALAM PUN SEAKAN TIDAK BEGITU MENDUKUNG KEHIDUPAN MEREKA// KARENA/ KANDUNGAN TANAH DAN AIR DI TEMPAT INI DIDUGA MISKIN YODIUM// SEHINGGA/ DI SAMPING DIRAMAIKAN OLEH KAUM MENDO YANG MENGALAMI KESUNYIAN/ KAMPUNG INI PUN MEMILIKI BANYAK PENDERITA PENYAKIT GONDOK DAN PENDUDUK BERTUBUH PIGMI/ ATAU TINGGI BADANGNYA DI BAWAH 150 SENTIMETER//
KEHADIRAN KAMITUO DAN PETUGAS MEDIS ADALAH BERKAH TERSENDIRI BAGI WARGA KAMPUNG WONOPURO// KAMITUO ADALAH APARAT DESA YANG SENANTIASA MENGABARKAN PERKEMBANGAN DUNIA LUAR TERHADAP WARGA DI TEMPAT INI// SEDANGKAN PETUGAS MEDIS MENJADI DEWA UNTUK MENGATASI BERBAGAI PERMASALAH KESEHATAN DI TEMPAT INI// TERLEBIH LAGI DENGAN COBAAN CACAD GANDA/ CACAD MENTAL/ DAN GONDOK/ YANG MASIH MEMAYUNGI KEHIDUPAN MEREKA// SEHINGGA/ HANYA MELALUI TANGAN-TANGAN KAMITUO DAN PETUGAS MEDISLAH MEREKA BERHARAP/ AGAR COBAAN-COBAAN ITU TIDAK MENIMPA KETURUNANNYA//
TIDAK ADA YANG TAHU/ KAPAN KESUNYIAN DI DUKUH SIDOWAYAH AKAN BERAKHIR// SEGALA UPAYA YANG DILAKUKAN MELALUI TANGAN-TANGAN MULIA/ PADA KENYATAANNYA/ MEMANG MULAI MENUNJUKAN HASIL/ DENGAN SEMAKIN BERKURANGNYA PENDERITA CACAD GANDA/ CACAD MENTAL/ ATAU GONDOK/ PADA KELOMPOK BALITA// ARTINYA/ KAUM MENDO DI SIDOWAYAH HANYA TERTINGGAL PADA KALANGAN DEWASA// NAMUN/ SIAPA YANG BISA MEMASTIKAN/ BILA GEN RESESIF YANG PERNAH DITURUNKAN MELALUI ORANGTUA MEREKA/ AKAN BENAR-BENAR TERPUTUS/ DAN MENGHENTIKAN LAHIRNYA KAUM MENDO BARU?//
MEMANG DIBUTUHKAN UPAYA KERAS UNTUK MENJAWAB MISTERI KEHIDUPAN/ TENTANG LAHIRNYA MANUSIA YANG TIDAK SEMPURNA// NAMUN/ DI LUAR KEINGINAN YANG MAHA BERKEHENDAK/ MANUSIA DENGAN KESEMPURNAAN AKAL-BUDINYA MASIH MEMILIKI KESEMPATAN BESAR/ UNTUK MENJAWABNYA// SEHINGGA DI MASA MENDATANG/ JUMLAH KAUM MENDO DI TEMPAT INI/ BENAR-BENAR TERKIKIS// DENGAN DEMIKIAN/ TIDAK ADA LAGI KESUNYIAN DI DUKUH SIDOWAYAH//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar