Perjalanan nan jauh dan meletihkan mewarnai ekspedisi kali ini. Tim ekspedisi merasa terhibur, tatkala mendapati pemdangan eksotis, ketika melintasi jalan raya, danau, laut, gunung, dan
TIM PRODUKSI:
“Ekspedisi To Wana (Bagian 2)”; Syaiful Halim (Sutradara/Penulis Naskah/Kamerawan); Budi Sukmadianto (Pengarah Fotografi/Kamerawan); Agus Salim Harahap (Penyunting Gambar); Billy Soemawisastra (Narator); M. Nur Ridwan & Budi Utomo (Penata Grafis); Ari Widagdo (Penata Musik); Iwan Sumantri, Suparyono, dan Asfriyanto (Periset); Iwan Sumantri, M. Ikbal, Haerani Umar, Ana Yusriana, Jabar Lahaji, M. Nur Ali (Talent); Dewi Roslia, Andi Mulia, Tamrin Soppeng dan Awi (Pendukung Produksi). Diproduksi di Morowali, Sulteng, pada 31 Maret – 9 April 2006. Ditayangkan di Program POTRET SCTV pada 6 Mei 2006.
JAUH DI ANTARA LAUT/ DANAU/ DAN SUNGAI-SUNGAI DI PULAU SULAWESI// JAUH DI PEDALAMAN RIMBA DAN
PERJALANAN DI HARI KETIGA EKSPEDISI TO WANA/ DIMULAI DARI SEBUAH DERMAGA DI KOTA KOLONODALE/ SULAWESI TENGAH// KALI INI/ TIM EKSPEDISI HARUS MELINTASI TELUK TOWARI/ DENGAN MENGGUNAKAN SEBUAH PERAHU BERMESIN GANDA// TRANSPORTASI AIR INI MERUPAKAN SATU-SATUNYA KENDARAAN/ YANG BISA MENGANTARKAN TIM EKSPEDISI KE KAWASAN CAGAR ALAM MOROWALI//
BAGI ANGGOTA TIM EKSPEDISI/ PERJALANAN AIR INI MEMBERIKAN KEBAHAGIAAN TERSENDIRI// KARENA/ KALI INI/ MEREKA BENAR-BENAR MENDAPATKAN TENAGA DAN SUASANA BARU// BAHKAN/ DIAM-DIAM/ IWAN SUMANTRI MEMINTA JABAR LAHAJI UNTUK SINGGAH KE SEBUAH PULAU TERDEKAT/ YANG MEMILIKI LUKISAN CETAKAN TANGAN DI DINDING TEBINGNYA// BAGI PARA MAHASISWA ARKEOLOGI/ KEJUTAN ITU MERUPAKAN HIBURAN BERHARGA BAGI CATATAN ILMIAHNYA/ SEBELUM MEMASUKI KAWASAN CAGAR ALAM MOROWALI DAN MENDAPATI KEHIDUPAN SUKU WANANYA//
TIDAK PUAS DENGAN TEMUAN GAMBAR TELAPAK TANGAN/ JABAR LAHAJI DAN SALAH SEORANG ANGGOTA TIM EKSPEDISI/ FARDI/ MEMANJAT KE ATAS TEBING// MENURUT JABAR/ DI ATAS PULAU/ ADA LOKASI PEMAKAMAN// JABAR DAN FARDI MEMBERIKAN ISYARAT/ ADANYA LOKASI MENARIK UNTUK DIJADIKAN LOKASI PENELITIAN// MAKA/ SELURUH ANGGOTA TIM EKSPEDISI PUN IKUT MERAYAPI BUKIT//
ADANYA TULANG-BELULANG DI MULUT SEBUAH CERUK/ TIDAK BISA DIHUBUNGKAN DENGAN SUKU WANA// SELAIN LOKASINYA YANG TERBILANG JAUH DARI KAWASAN CAGAR ALAM WANA/ MENURUT CATATAN ILMIAH IWAN SUMANTRI/ SUKU WANA TIDAK MEMILIKI TEMPAT KHUSUS UNTUK PEMAKAMAN JENAZAH// SETIAP ANGGOTA KELUARGA SUKU WANA YANG MENINGGAL/ BIASANYA DIMAKAMKAN DI DEKAT RUMAH// NAMUN/ TIDAK ADA NISAN ATAU TANDA KHUSUS DI ATASNYA// DAN/ BIASANYA SETELAH SEORANG WARGA DIMAKAMKAN/ MEREKA BERGEGAS MENINGGALKAN KAMPUNG ITU DAN BERPINDAH KE TEMPAT LAIN// MEREKA PERCAYA/ CARA ITU AKAN MEMBUAT MEREKA TERHINDAR DARI KETIDAKBERUNTUNGAN// BAGI KELUARGA YANG DITINGGALKAN/ BIASANYA TIDAK AKAN PERNAH LAGI MENGINGAT DAN MENYEBUT NAMA ANGGOTA KELUARGANYA YANG MENINGGAL//
MESKI TIDAK KETERKAITAN DENGAN SUKU WANA/ TIM EKSPEDISI TETAP MERASAKAN MANFAAT ADANYA TEMUAN GAMBAR TELAPAK TANGAN DAN TULANG-BELULANG DI MULUT CERUK TADI// ADANYA KEHIDUPAN KHAS AUSTRONESIA/ YANG BERMUKIM DI GOA-GOA DAN CERUK DI ZAMAN PRASEJARAH/ MEMANG TERBUKTI// PENELITIAN SINGKAT INI PUN BERAKHIR/ DAN SAATNYA MELANJUTKAN PERJALANAN KE KAWASAN CAGAR ALAM MOROWALI//
SETELAH HAMPIR TIGA JAM MENGARUNGI PERAIRAN TELUK TOWARI/ KAWASAN CAGAR ALAM MORAWALI TERLIHAT DI DEPAN MATA// RASA HARU DAN GEMBIRA BERCAMPUR MENJADI SATU DI HATI SETIAP ANGGOTA TIM EKSPEDISI// INILAH BUAH PERJALANAN SELAMA TIGA HARI INI// DAN/ KINI SAATNYA MENIKMATI KEINDAHAN MUARA MOROWALI/ DENGAN KEKAYAAN FLORA DI KIRI-KANANNYA// PERAHU TERHENTI DI DEKAT KAMPUNG KEA-KEA// PERJALANAN TERHENTI/ KARENA ADANYA BATANG POHON YANG MELINTANG DI ATAS SUNGAI//
MENURUT JABAR LAHAJI/ HAL ITU SENGAJA DILAKUKAN/ UNTUK MENCEGAH MASUKNYA PARA PEMBALAK LIAR DARI PERKAMPUNGAN DI SEKITAR KAWASAN CAGAR ALAM// DENGAN DEMIKIAN/ PERJALANAN KE KAMPUNG KEA-KEA PUN HARUS DILAKUKAN DENGAN MENYUSURI JALAN SETAPAK//
ADANYA JALAN SETAPAK MEMBUKTIKAN/ KAWASAN INI SERING DIMASUKI OLEH PARA PENDATANG// SELAIN PARA PENELITI DAN TURIS ASING/ PARA PENCARI KAYU DARI KAMPUNG LAIN/ MEMANG SERING BERDATANGAN KE TEMPAT INI// DAN/ SELAMA KAYU-KAYU ITU DIGUNAKAN UNTUK KEBUTUHAN MEMBUAT RUMAH ATAU BAGAN/ HAL ITU TIDAK MENJADI MASALAH BAGI PENGELOLA KAWASAN CAGAR ALAM// KHUSUS BAGI WARGA SUKU WANA/ JALAN SETAPAK MERUPAKAN GERBANG UNTUK MENEMBUS DUNIA LUAR// SUKU WANA DIKENAL SEBAGAI PEJALAN KAKI YANG TANGGUH// KARENA/ MEREKA DIDIDIK DAN DIBESARKAN OLEH ALAM/ UNTUK TIDAK BERGANTUNG PADA KENDARAAN//
SELANG DUA JAM/ TIM EKSPEDISI TIBA DI KAMPUNG KEA-KEA// DI DEKAT RUMAH-RUMAH WARGA SUKU WANA/ TIM MENEMUKAN LUBANG-LUBANG BEKAS TEMPAT MENYIMPAN TELUR BURUNG MALEO// RENCANANYA/ PERJALANAN AKAN DILANJUTKAN DENGAN MENGGUNAKAN PERAHU KATINTING// NAMUN/ HAL ITU URUNG DILAKUKAN// KARENA/ JIMA YANG MEMILIKI KENDARAAN AIR ITU TIDAK TERLIHAT// AKHIRNYA/ TIM EKSPEDISI PUN BERMALAM DI KAMPUNG TERLUAR KAWASAN CAGAR ALAM MOROWALI//
BERMALAM DI SEBUAH RUMAH WARGA SUKU WANA/ YANG TELAH LAMA DITINGGALKAN/ MEMBERIKAN SUASANA TERSENDIRI// KARENA/ KITA MERASAKAN KEHENINGAN YANG TERAMAT-SANGAT/ DAN KETENANGAN YANG LUAR BIASA// MAKA/ KEKUATAN BARU PUN TELAH TERHIMPUN UNTUK MELAKUKAN PERJALANAN JAUH DAN MENDAKI/ MENUJU DESA KAYUPOLI// PILIHAN JALAN KAKI DILAKUKAN/ KARENA TIDAK ADA PERAHU KATINTING MILIK WARGA SUKU WANA YANG MELINTAS// JABAR LAHAJI MEMPERKIRAKAN/ TIM EKSPEDISI MEMBUTUHKAN WAKTU SEKITAR 10 JAM UNTUK MENCAPAI DESA TERDEKAT//
SULITNYA MEDAN YANG MESTI DILALUI OLEH TIM EKSPEDISI/ NYARIS TIDAK BERBEDA JAUH DENGAN ESKPEDISI YANG DILAKUKAN IWAN SUMANTRI DAN KAWAN-KAWAN/ DI TAHUN 2001// SELAIN JALAN SETAPAK YANG DATAR/ MEREKA JUGA HARUS MELALUI RAWA-RAWA DAN SUNGAI// BERUNTUNG TADI MALAM TIDAK TURUN HUJAN/ HINGGA JALAN SETAPAK TIDAK TERLALU LICIN// BILA PERJALANAN DILAKUKAN MELALUI ALIRAN SUNGAI/ MAKA AKAN LEBIH RINGAN// NAMUN/ ADA RESIKO LAIN YANG MESTI DIPIKIRKAN/ YAKNI ANCAMAN ULAR SANCA DAN BUAYA DI KIRI-KANAN SUNGAI//
LOKASI YANG BEGITU JAUH DARI KOTA TERDEKAT/ MEMBUAT SUKU WANA KERAP DIKELOMPOKKAN SEBAGAI SUKU TERASING// BAHKAN/ SUKU PRIMITIF// PADAHAL/ SUKU WANA MEMILIKI SEJARAH PANJANG SOAL HUBUNGANNYA DENGAN DUNIA LUAR// IWAN SUMANTRI DAN YAYASAN SAHABAT MOROWALI MEMILIKI CATATAN YANG SAMA TENTANG SEJARAH SUKU WANA// DULU/ MEREKA MEMILIKI PEMIMPIN BERGELAR MAKOLE BERNAMA TAOMI// EKSPANSI KERAJAAN-KERAJAAN DI WILAYAH MOROWALI MEMBUAT SUKU WANA MENDAPATKAN TEKANAN UNTUK MEMELUK AGAMA ISLAM/ DAN MEMBAYAR UPETI//
SEMASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA/ SUKU WANA DIPAKSA BERMUKIM DI SUATU TEMPAT/ MEMELUK AGAMA KRISTEN/ DAN MEMBAYAR PAJAK// SETELAH INDONESIA MERDEKA/ KEMBALI SUKU WANA MENDAPAT BEBAN UNTUK BERMUKIM SECARA TETAP DAN MEMBAYAR PAJAK// PADA AKHIRNYA/ MEREKA MEMILIH KE BELANTARA LUAS SEBAGAI TEMPAT HIDUP// KARENA ITU/ MEREKA PUN DINAMAKAN TO WANA/ YANG BERARTI ORANG YANG BERMUKIM DI DALAM HUTAN//
KINI/ MEREKA TERUS BERTAHAN DENGAN CARA HIDUPNYA/ TANPA MENGAKUI ADANYA PEMERINTAH/ ADANYA AGAMA DI LUAR KHALAIK/ DAN ADANYA KAMPUNG//
PERJALANAN SELAMA SEKITAR TUJUH JAM/ TERHENTI DI RUMAH SUJUH DI KAMPUNG SULEWO// SEBENARNYA/ IA JUGA BAGIAN DARI DESA KAYUPOLI// NAMUN/ KARENA SAWAHNYA BERADA DI KAWASAN INI/ IA BERSAMA KELUARGANYA BERMUKIM DI TEMPAT INI// MENURUT JABAR/ RUMAH YANG DITEMPATI SUJUH MERUPAKAN RUMAH KHAS SUKU WANA//
BILA DI RUMAH/ SUJUH TENGAH BERISTIRAHAT/ MAKA ISTRINYA TENGAH MEMANEN PADI DI SAWAH// BAGI SUKU WANA/ LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN MEMILIKI TINGKATAN YANG SAMA// YANG MEMBEDAKAN/ PEREMPUAN TIDAK BISA MENJADI KEPALA SUKU/ ATAU BASOLI//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar